Ponpes Ar-Rois Cendekia Semarang peringati Hari Santri
Senin, 30 Oktober 2023 20:53 WIB
Peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Ar Rois Cendekia, Ngaliyan, Semarang, Sabtu (28/10/2023). (ANTARA/HO-Ar Rois Cendekia)
Semarang (ANTARA) - Peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Ar-Rois Cendekia, Ngaliyan, Semarang, berlangsung semarak dengan menghadirkan Habib Muhammad Farid bin Muthohar dari Semarang.
Kegitan bertajuk "Ar Rois Santri Day 2023" tersebut berlangsung di Ponpes Ar-Rois Cendekia Semarang, Sabtu (28/10), dihadiri oleh wali santri dan undangan.
Habib Muhammad Farid Bin Muthohar menyampaikan bahwa santri adalah satu-satunya makhluk Allah SWT yang paling aman kehidupannya karena terbiasa dengan menertibkan waktu di segala hal, khususnya dalam hal beribadah.
"Santri itu paling tertib waktu, paling rajin sholat jamaah, dan bangun malam, rajin baca Al-Quran dan baca wirid, itu santri. Dengan terbiasa menertibkan waktu itu maka akan terlihat hasilnya, yaitu keberkahan yang banyak. Setuju tidak setuju, survei membuktikan," katanya.
Di dalam pesantrenlah, kata dia, seorang anak mampu mengumpulkan ilmu lahir dan batin dengan baik sehingga para wali santri tidak perlu khawatir ketika memercayakan putra-putrinya dididik di pondok pesantren.
"Yang bisa mengumpulkan ilmu komplit itu cuma di pesantren, contohnya di Ar-Rois ini, bahasa Inggris bisa, bahasa Arab bisa, komplit bisa semuanya. Yang bisa mengumpulkan ilmu zahir dan batin itu hanya santri aja dari ribuan manusia, anda harus bangga anak anda di pondok," katanya.
Menukil cerita dari Imam Syafi'i, ia meminta orang tua harus pasrah dengan apa yang diajarkan para pengasuh atau para kiai kepada anaknya karena tidak hanya ilmu yang akan dibawa, tapi juga adab dan akhlak yang baik.
"Harusnya begitu, wali santri itu, pasrah sudah, pasar dzohir batin, pasrahkan kepada para kiai itu. Pasrahkan pada pembina. Anak saya tolong dijadikan tidak hanya pinter tapi bener karena banyak orang pinter tapi nggak bener," katanya.
Sementara itu, Pembina Yayasan Ar-Rois Cendekia H Abdul Rouf mengatakan bahwa santri bisa menjadi apapun di tempat manapun, baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, maupun di pemerintahan.
"Santri bisa menjadi apapun. Sejarah sudah membuktikan bahwa santri bisa jadi apapun. Saya meyakini suatu saat nanti, Insyaallah dengan dorongan, doa para orang tua, para kiai dan para habaib, santri-santri Ar Rois akan menempati posisi-posisi seperti itu," katanya.
Rouf yang juga Kasubdit Sarpras Kemenag RI itu menyampaikan bahwa nama Ar Rois pada pondok pesantren ini memiliki dua makna yang sangat berarti karena nama tersebut diambil dari nama ganungan namanya dan sang istri dan Ar Rois yang berarti pemimpin.
"Ar Rois ada makna yaitu pemimipin. Saya bermimpi, bercita-cita, berdoa, semoga seluruh alumni Ar Rois akan menjadi pemimpin-pemimpin di republik ini. Hari ini semoga doa semua yang hadir diijabah oleh Allah SWT, dan mimpi-mimpi, cita-cita kita dikabulkan," katanya.
Kegitan bertajuk "Ar Rois Santri Day 2023" tersebut berlangsung di Ponpes Ar-Rois Cendekia Semarang, Sabtu (28/10), dihadiri oleh wali santri dan undangan.
Habib Muhammad Farid Bin Muthohar menyampaikan bahwa santri adalah satu-satunya makhluk Allah SWT yang paling aman kehidupannya karena terbiasa dengan menertibkan waktu di segala hal, khususnya dalam hal beribadah.
"Santri itu paling tertib waktu, paling rajin sholat jamaah, dan bangun malam, rajin baca Al-Quran dan baca wirid, itu santri. Dengan terbiasa menertibkan waktu itu maka akan terlihat hasilnya, yaitu keberkahan yang banyak. Setuju tidak setuju, survei membuktikan," katanya.
Di dalam pesantrenlah, kata dia, seorang anak mampu mengumpulkan ilmu lahir dan batin dengan baik sehingga para wali santri tidak perlu khawatir ketika memercayakan putra-putrinya dididik di pondok pesantren.
"Yang bisa mengumpulkan ilmu komplit itu cuma di pesantren, contohnya di Ar-Rois ini, bahasa Inggris bisa, bahasa Arab bisa, komplit bisa semuanya. Yang bisa mengumpulkan ilmu zahir dan batin itu hanya santri aja dari ribuan manusia, anda harus bangga anak anda di pondok," katanya.
Menukil cerita dari Imam Syafi'i, ia meminta orang tua harus pasrah dengan apa yang diajarkan para pengasuh atau para kiai kepada anaknya karena tidak hanya ilmu yang akan dibawa, tapi juga adab dan akhlak yang baik.
"Harusnya begitu, wali santri itu, pasrah sudah, pasar dzohir batin, pasrahkan kepada para kiai itu. Pasrahkan pada pembina. Anak saya tolong dijadikan tidak hanya pinter tapi bener karena banyak orang pinter tapi nggak bener," katanya.
Sementara itu, Pembina Yayasan Ar-Rois Cendekia H Abdul Rouf mengatakan bahwa santri bisa menjadi apapun di tempat manapun, baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, maupun di pemerintahan.
"Santri bisa menjadi apapun. Sejarah sudah membuktikan bahwa santri bisa jadi apapun. Saya meyakini suatu saat nanti, Insyaallah dengan dorongan, doa para orang tua, para kiai dan para habaib, santri-santri Ar Rois akan menempati posisi-posisi seperti itu," katanya.
Rouf yang juga Kasubdit Sarpras Kemenag RI itu menyampaikan bahwa nama Ar Rois pada pondok pesantren ini memiliki dua makna yang sangat berarti karena nama tersebut diambil dari nama ganungan namanya dan sang istri dan Ar Rois yang berarti pemimpin.
"Ar Rois ada makna yaitu pemimipin. Saya bermimpi, bercita-cita, berdoa, semoga seluruh alumni Ar Rois akan menjadi pemimpin-pemimpin di republik ini. Hari ini semoga doa semua yang hadir diijabah oleh Allah SWT, dan mimpi-mimpi, cita-cita kita dikabulkan," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Wujudkan Indonesia lebih maju-bermartabat, legislator sosialisasikan empat pilar kebangsaan
08 June 2022 5:59 WIB, 2022
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB