Bupati ajak pelajar antisipasi dampak negatif perkembangan teknologi
Jumat, 3 November 2023 14:28 WIB
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi memberi motivasi kepada pelajar dalam kegiatan Bupati Mengajar di SMK Negeri 1 Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Jumat (3/11/2023). ANTARA/HO-Pemkab Purbalingga
Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengajak generasi muda khususnya pelajar untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin bisa ditimbulkan dari perkembangan teknologi.
Saat kegiatan Bupati Mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jumat, dia mengatakan tidak dipungkiri generasi Z atau yang biasa disebut dengan Gen Z saat ini tumbuh pada era globalisasi modernisasi digitalisasi dan revolusi industri 4.0 di mana perkembangan teknologi luar biasa cepat.
"Hati-hati kalau tidak diantisipasi dengan baik, ada dampak negatif, semakin banyak pengaruh asing masuk, moral, karakter bangsa, dan adat ketimuran kita bisa luntur," katanya.
Dia mencontohkan beberapa dampak negatif dari perkembangan teknologi, antara lain banyak anak muda yang terjerumus pergaulan bebas dan banyak pula anak putus sekolah karena "tekdung" atau hamil sebelum menikah.
Lebih lanjut, dia mengimbau siswa SMK Negeri 1 Kaligondang untuk mengutamakan menggapai cita-cita setelah lulus dan tidak menikah pada usia yang terlalu muda.
Menurut dia, pendidikan menentukan nasib ke depan, sehingga bagi yang bersekolah di sekolah kejuruan bisa membangun usaha sendiri setelah lulus atau melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
"Ibu mengingatkan, setelah lulus sekolah kejar dulu cita-citanya, jangan buru-buru nikah," kata dia menegaskan.
Dia pun memaparkan salah satu program Gubernur Jawa Tengah berupa "Jo Kawin Bocah" yang merupakan gerakan untuk mengajak anak-anak tidak menikah dini.
Menurut dia, pernikahan dini dapat menyebabkan permasalahan seperti stunting dan kematian ibu atau bayi karena organ reproduksi belum siap tapi dipaksakan.
"Janganlah kalian menggadaikan waktu maupun menggadaikan masa depan, karena apa yang dilakukan hari ini akan menentukan bagaimana masa depan kalian," katanya.
Dia mengatakan pelajar merupakan aset bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan, sehingga harus memiliki kualitas intelektual dan moral yang baik.
"Kualitas pemuda adalah penentu maju mundurnya suatu bangsa," kata Bupati.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Kaligondang Khairul Sholih Retno Broto mengatakan memiliki visi 3 kesuksesan yang meliputi sukses untuk berwirausaha, sukses untuk bekerja di dunia usaha industri, dan sukses melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Ia mengaku bersyukur karena SMK Negeri 1 Kaligondang dipercaya oleh Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sebagai Sekolah Pusat Keunggulan.
"Alhamdulillah ini yang pertama bagi sekolah negeri di Purbalingga," katanya.
Baca juga: Pemerintah dukung industri manfaatkan teknologi canggih
Saat kegiatan Bupati Mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jumat, dia mengatakan tidak dipungkiri generasi Z atau yang biasa disebut dengan Gen Z saat ini tumbuh pada era globalisasi modernisasi digitalisasi dan revolusi industri 4.0 di mana perkembangan teknologi luar biasa cepat.
"Hati-hati kalau tidak diantisipasi dengan baik, ada dampak negatif, semakin banyak pengaruh asing masuk, moral, karakter bangsa, dan adat ketimuran kita bisa luntur," katanya.
Dia mencontohkan beberapa dampak negatif dari perkembangan teknologi, antara lain banyak anak muda yang terjerumus pergaulan bebas dan banyak pula anak putus sekolah karena "tekdung" atau hamil sebelum menikah.
Lebih lanjut, dia mengimbau siswa SMK Negeri 1 Kaligondang untuk mengutamakan menggapai cita-cita setelah lulus dan tidak menikah pada usia yang terlalu muda.
Menurut dia, pendidikan menentukan nasib ke depan, sehingga bagi yang bersekolah di sekolah kejuruan bisa membangun usaha sendiri setelah lulus atau melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
"Ibu mengingatkan, setelah lulus sekolah kejar dulu cita-citanya, jangan buru-buru nikah," kata dia menegaskan.
Dia pun memaparkan salah satu program Gubernur Jawa Tengah berupa "Jo Kawin Bocah" yang merupakan gerakan untuk mengajak anak-anak tidak menikah dini.
Menurut dia, pernikahan dini dapat menyebabkan permasalahan seperti stunting dan kematian ibu atau bayi karena organ reproduksi belum siap tapi dipaksakan.
"Janganlah kalian menggadaikan waktu maupun menggadaikan masa depan, karena apa yang dilakukan hari ini akan menentukan bagaimana masa depan kalian," katanya.
Dia mengatakan pelajar merupakan aset bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan, sehingga harus memiliki kualitas intelektual dan moral yang baik.
"Kualitas pemuda adalah penentu maju mundurnya suatu bangsa," kata Bupati.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Kaligondang Khairul Sholih Retno Broto mengatakan memiliki visi 3 kesuksesan yang meliputi sukses untuk berwirausaha, sukses untuk bekerja di dunia usaha industri, dan sukses melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Ia mengaku bersyukur karena SMK Negeri 1 Kaligondang dipercaya oleh Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sebagai Sekolah Pusat Keunggulan.
"Alhamdulillah ini yang pertama bagi sekolah negeri di Purbalingga," katanya.
Baca juga: Pemerintah dukung industri manfaatkan teknologi canggih
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Mengajar Matematika dengan hati, bangun koneksi sosial emosional di kelas
23 November 2024 20:05 WIB
Civitas akademika perlu manfaatkan internet sebagai penunjang belajar mengajar
18 January 2024 18:59 WIB