Sampah dan pompa, kendala penanggulangan banjir di Semarang
Selasa, 2 Januari 2024 21:20 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meninjau pelaksanaan upaya penanggulangan banjir di Kota Semarang, Selasa (2/1/2024). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan bahwa upaya penanggulangan banjir di wilayah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah masih terkendala masalah sampah dan kerusakan pompa air.
Saat meninjau Rumah Pompa Tawang Mas dan Madukoro, Selasa, Wali Kota melihat tumpukan sampah mulai dari Bojongsalaman, Pusponjolo, Karangayu, hingga Semarang Indah.
"Banyak tumpukan sampah di saluran air," katanya, menambahkan, tumpukan sampah menghambat aliran air dan kinerja rumah pompa.
"Kedua permasalahan sangat klasik, masalah pompa dan sampah. Kemudian, sedimentasi. Air laut sedang pasang, lari ke daratan. Karena di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimennya sudah kayak daratan," katanya.
Saat meninjau rumah pompa bersama beberapa pejabat organisasi perangkat daerah, termasuk Kepala Dinas Pekerjaan Umum Suwarto serta aparat pemerintah kecamatan dan kelurahan, dia meminta dinas terkait segera membuat semacam penyaring sampah supaya aliran air tidak terhambat.
"Kalau masing-masing ada screen, itu akan minimal bisa menyaring sampah-sampah di (Rumah Pompa) Tawang Mas. Karena pada saat banjir itu limpasan dari Semarang Indah airnya menumpuk karena terhambat sampah, dan itu termasuk sampah pasar," katanya.
Wali Kota Hevearita, yang biasa disapa Ita, juga meminta warga tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di sungai, karena akan menghambat aliran air dan mengakibatkan banjir.
Selain masalah sampah, ia menyampaikan, upaya penanggulangan banjir juga terkendala kerusakan alat pompa air.
Wali Kota mendapati kerusakan pompa air di Rumah Pompa Tawang Mas. Pompa air di rumah pompa tersebut tidak bisa digunakan karena panel penggeraknya rusak.
"Ada kerusakan satu panel untuk menggerakkan. Satu panel ini nanti informasi dari DPU akan datang dari Jerman. Tanggal 10 Januari akan datang. Kemudian kedua, tambahan kapasitas pompa," katanya.
"Karena di sana memang harusnya ada kotakannya itu lima pompa, sekarang masih ada tiga (pompa)," ia menambahkan.
Ita menyebutkan, satu pompa air harganya sekitar Rp12 miliar. Pemerintah kota mengupayakan pengadaan satu mesin pompa air tahun ini.
Rumah Pompa Madukoro, ia mengatakan, juga masih memerlukan dua pompa portabel untuk membantu menarik air dari wilayah Semarang Indah dan Puri Anjasmoro.
Saat meninjau Rumah Pompa Tawang Mas dan Madukoro, Selasa, Wali Kota melihat tumpukan sampah mulai dari Bojongsalaman, Pusponjolo, Karangayu, hingga Semarang Indah.
"Banyak tumpukan sampah di saluran air," katanya, menambahkan, tumpukan sampah menghambat aliran air dan kinerja rumah pompa.
"Kedua permasalahan sangat klasik, masalah pompa dan sampah. Kemudian, sedimentasi. Air laut sedang pasang, lari ke daratan. Karena di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimennya sudah kayak daratan," katanya.
Saat meninjau rumah pompa bersama beberapa pejabat organisasi perangkat daerah, termasuk Kepala Dinas Pekerjaan Umum Suwarto serta aparat pemerintah kecamatan dan kelurahan, dia meminta dinas terkait segera membuat semacam penyaring sampah supaya aliran air tidak terhambat.
"Kalau masing-masing ada screen, itu akan minimal bisa menyaring sampah-sampah di (Rumah Pompa) Tawang Mas. Karena pada saat banjir itu limpasan dari Semarang Indah airnya menumpuk karena terhambat sampah, dan itu termasuk sampah pasar," katanya.
Wali Kota Hevearita, yang biasa disapa Ita, juga meminta warga tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di sungai, karena akan menghambat aliran air dan mengakibatkan banjir.
Selain masalah sampah, ia menyampaikan, upaya penanggulangan banjir juga terkendala kerusakan alat pompa air.
Wali Kota mendapati kerusakan pompa air di Rumah Pompa Tawang Mas. Pompa air di rumah pompa tersebut tidak bisa digunakan karena panel penggeraknya rusak.
"Ada kerusakan satu panel untuk menggerakkan. Satu panel ini nanti informasi dari DPU akan datang dari Jerman. Tanggal 10 Januari akan datang. Kemudian kedua, tambahan kapasitas pompa," katanya.
"Karena di sana memang harusnya ada kotakannya itu lima pompa, sekarang masih ada tiga (pompa)," ia menambahkan.
Ita menyebutkan, satu pompa air harganya sekitar Rp12 miliar. Pemerintah kota mengupayakan pengadaan satu mesin pompa air tahun ini.
Rumah Pompa Madukoro, ia mengatakan, juga masih memerlukan dua pompa portabel untuk membantu menarik air dari wilayah Semarang Indah dan Puri Anjasmoro.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024