Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta berupaya memudahkan masyarakat mengakses beras dengan harga murah melalui Gerakan Pangan Murah yang sudah dilaksanakan sejak beberapa waktu lalu.

"Sekarang kan beras harganya tinggi, ini ada yang kami lakukan dengan Bulog yakni program SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan)," kata Analis Pangan dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Surakarta Edi Susilarto di sela kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kantor Kelurahan Gajahan Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Ia mengatakan program tersebut merupakan penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Dalam hal ini kami sebagai kepanjangan tangannya. Untuk ketersediaannya kami serahkan ke Pedaringan. Ini yang kami gunakan beras impor dari Pakistan," katanya.

Menurut dia, kegiatan tersebut dilakukan secara berkeliling di setiap kantor kelurahan di Kota Solo. Jumlah beras yang dibawa tergantung dari perkiraan jumlah warga yang datang.

"Tergantung kelurahan, kalau kelurahannya besar kami bawa 1,5 ton, kalau kecil 1 ton. Kami lakukan tiga kali putaran untuk 54 kelurahan," katanya.

Ia mengatakan beras yang digunakan pada kegiatan tersebut merupakan beras kualitas medium yang dijual dengan harga Rp10.200/kg atau Rp51.000/sak.

Harga ini lebih rendah jika dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) dari Bulog, yakni Rp10.900/kg.

Menurut dia, setiap pembeli hanya boleh membeli maksimum dua sak beras. Ia mengatakan tidak ada syarat khusus untuk bisa membeli beras murah tersebut.

"Cukup bawa KTP saja. Tentunya ya warga kelurahan setempat," katanya.


Baca juga: Dinperindag Banyumas maksimalkan operasi pasar kendalikan harga beras