Solo (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Cabang Kota Surakarta  terus meningkatkan stok cadangan gabah atau beras dengan melakukan penyerapan hasil panen petani untuk penjaga harga di tingkat produsen dan konsumen tetap aman.

"Kami melakukan penyerapan gabah atau beras hasil panen petani agarharga tetap stabil menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah," kata Pemimpin Cabang Bulog Surakarta, Andy Nugroho, usai acara buka bersama di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Menurut Andy Nugroho salah satu upaya yang dilakukan di tingkat produsen yakni dengan melakukan penyerapan gabah atau beras sejak awal 2024 dengan jenis skema penyerapan gabah atau beras komersial.

Andy Nugroho mengatakan penyerapan gabah atau beras melibatkan Unit Bisnis Industri (UBI) di wilayah Solo Raya yang meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, dan Sukoharjo.

Menurut dia, Bulog memiliki sarana dan prasarana pengolahan gabah modern yang terdapat Unit Bisnis Industri yang fokus melakukan penyerapan gabah langsung dari Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yakni Sentra Penggilingan (Pad/MRMP) di Sragen, Unit Pengolahan Mojolaban di Sukoharjo dan "Rice To Rice" di Sukoharjo dengan total realisasi penyerapan gabah sampai saat ini, mencapai 2.232 ton.

"Namun, skema penyerapan komersial selain dalam bentuk gabah juga dilakukan dalam bentuk beras dengan total realisasi sejumlah 5.605 ton," katanya.

Unit Bisnis Industri milik Perum Bulog tersebut akan memaksimalkan skema penyerapan gabah atau beras komersial sampai dengan musim panen pertama berakhir sekitar Bulan April hingga Mei 2024.

"Hampir seluruh wilayah di Solo Raya sudah ada panen dan selanjutnya penyerapan gabah atau beras tetap dapat dilakukan sepanjang tahun selain untuk mencapai target yang telah ditetapkan juga untuk memperkuat stok," katanya.

Selain itu, Bulog Surakarta untuk menjaga harga di tingkat konsumen telah menyelesaikan penyaluran bantuan pangan cadangan pangan Pemerintah tahap satu alokasi Maret pada 21 Maret 2024 dengan total penyaluran beras sejumlah 5.640 ton per bulan.

Pelaksanaan Gerakan Pagan Murah (GPM) atas hasil koordinasi dengan Dinas Pangan Kota atau Kabupaten di Solo Raya tetap menjadi prioritas untuk menjual kepada konsumen akhir, serta program "SIGAP SPHP" menggelontorkan beras SPHP ke pasar-pasar terus dimasifkan sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

"Stok beras di Bulog Surakarta hingga saat ini, mencapai 7.500 ton atau masih aman untuk memenuhi kebutuhan pangan di Solo Raya," katanya.

Dia mengatakan daerah di Solo Raya yang sudah melakukan panen raya di wilayah Sragen, sedangkan daerah lainnya mulai panen yakni Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten. Kondisi panen diperkirakan hingga Bulan Mei sudah selesai panennya. Pihaknya belum ada target pengadaan pangan, tetapi  harus menjaga harga di tingkat produsen.

"Kalau kami tidak melakukan penyerapan skema komersial itu, dikhawatirkan harga di tingkat produsen atau petani akan anjlok. Bulog selain mengamankan harga di konsumen tidak bergejolak tinggi, juga di tingkat produsen harga agar tidak terlalu rendah," katanya.
 
Baca juga: Pemkab Batang-Bulog selenggarakan operasi pasar murah di 10 titik