Jateng terima Rp423,6 miliar DAK bidang KB
Senin, 20 Mei 2024 14:58 WIB
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi Sukaryo Teguh Santosomenyerahkan DAK kepada Asisten Pemerintahan & Kesra Setda Provinsi Jateng Ema Rachmawati pada acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang berlangsung di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Senin (20/5/2024). ANTARA/Nur Istibsaroh
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerima kucuran dana alokasi khusus (DAK) bidang KB (fisik dan nonfisik atau bantuan operasional KB/BOKB) yang meliputi Rp38,7 miliar untuk fisik dan sisanya Rp384,8 miliar nonfisik atau BOKB.
DAK bidang KB tersebut diserahkan oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi Sukaryo Teguh Santoso yang diterimakan kepada Asisten Pemerintahan & Kesra Setda Provinsi Jateng Ema Rachmawati pada acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang berlangsung di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Senin (20/5/2024).
Dalam kesempatan sama, DAK tersebut kemudian langsung diteruskan kepada para bupati dan wali kota se-Jateng dengan jumlah yang diterima beragam di antaranya Kabupaten Brebes yang mendapatkan Rp19 miliar.
"DAK merupakan wujud komitmen pemerintah ke daerah dan kami mohon dukungan anggaran DAK ini bisa dimanfaatkan dengan baik agar memberikan dampak ungkit terhadap pencapaian program Bangga kencana dan percepatan penurunan stunting," kata Sukaryo.
Prevalensi stunting Provinsi Jawa Tengah, kata Sukaryo, mengalami penurunan 0,1 persen, dari tahun 2022 sebesar 20,8 menjadi 20,7 persen (2023).
"Kami ucapkan apresiasi atas kerja keras Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting," katanya.
Sukaryo menambahkan percepatan penurunan stunting 2024 perlu dioptimalkan, antara lain perlu fokus pada sasaran KRS khususnya ibu hamil dan Baduta; pendampingan calon pengantin; bentuk intervensi spesifik dan sensitif; penguatan kelembagaan koordinasi dan fungsi TPPS disetiap tingkatan (kecamatan dan desa/kelurahan).
Selain itu perlu memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk melakukan operasional di akar rumput/lini lapangan dan mengoptimlakan peran 27.931 TPK atau 83.793 personil dalam pelaksanaan pendampingan keluarga.
Untuk Program Bangga Kencana, lanjut Sukaryo, di tahun 2023 Jateng juga telah berhasil sesuai dengan target yang disepakati bersama (TFR 2,04, mCPR 65 persen, Unmet Need 8,60 persen, ASFR 15-19 th 17,3, iBangga 63,07, MUKP 21,7).
"Meskipun demikian, perlu diperhatikan disparitas antarkabupaten dan kota. Oleh karena itu, penguatan Program Bangga Kencana perlu terus dilakukan," katanya.
Pj Bupati Brebes Iwanudin Iskandar dalam kesempatan tersebut mengatakan Kabupaten Brebes merupakan daerah dengan penduduk terpadat di Jateng menjadi penyumbang angka stunting tertinggi di Jateng dan hal tersebut terus dilakukan penurunan.
"Pengentasan stunting di Kabupaten Brebes juga tertinggi di Jateng sampai 7 persen. Untuk menurunkan angka stunting, kami turun langsung ke masyarakat memberikan contoh misal dengan Program Makan Bareng Bupati. Jadi masyarakat langsung mengkonsumsinya," kata Iwan, panggilan akrab Iwanudin.
Iwan mengaku akan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) bidang KB sebesar Rp19 miliar yang diterima Pemkab Brebes dengan maksimal untuk Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
DAK bidang KB tersebut diserahkan oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi Sukaryo Teguh Santoso yang diterimakan kepada Asisten Pemerintahan & Kesra Setda Provinsi Jateng Ema Rachmawati pada acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang berlangsung di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Senin (20/5/2024).
Dalam kesempatan sama, DAK tersebut kemudian langsung diteruskan kepada para bupati dan wali kota se-Jateng dengan jumlah yang diterima beragam di antaranya Kabupaten Brebes yang mendapatkan Rp19 miliar.
"DAK merupakan wujud komitmen pemerintah ke daerah dan kami mohon dukungan anggaran DAK ini bisa dimanfaatkan dengan baik agar memberikan dampak ungkit terhadap pencapaian program Bangga kencana dan percepatan penurunan stunting," kata Sukaryo.
Prevalensi stunting Provinsi Jawa Tengah, kata Sukaryo, mengalami penurunan 0,1 persen, dari tahun 2022 sebesar 20,8 menjadi 20,7 persen (2023).
"Kami ucapkan apresiasi atas kerja keras Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting," katanya.
Sukaryo menambahkan percepatan penurunan stunting 2024 perlu dioptimalkan, antara lain perlu fokus pada sasaran KRS khususnya ibu hamil dan Baduta; pendampingan calon pengantin; bentuk intervensi spesifik dan sensitif; penguatan kelembagaan koordinasi dan fungsi TPPS disetiap tingkatan (kecamatan dan desa/kelurahan).
Selain itu perlu memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk melakukan operasional di akar rumput/lini lapangan dan mengoptimlakan peran 27.931 TPK atau 83.793 personil dalam pelaksanaan pendampingan keluarga.
Untuk Program Bangga Kencana, lanjut Sukaryo, di tahun 2023 Jateng juga telah berhasil sesuai dengan target yang disepakati bersama (TFR 2,04, mCPR 65 persen, Unmet Need 8,60 persen, ASFR 15-19 th 17,3, iBangga 63,07, MUKP 21,7).
"Meskipun demikian, perlu diperhatikan disparitas antarkabupaten dan kota. Oleh karena itu, penguatan Program Bangga Kencana perlu terus dilakukan," katanya.
Pj Bupati Brebes Iwanudin Iskandar dalam kesempatan tersebut mengatakan Kabupaten Brebes merupakan daerah dengan penduduk terpadat di Jateng menjadi penyumbang angka stunting tertinggi di Jateng dan hal tersebut terus dilakukan penurunan.
"Pengentasan stunting di Kabupaten Brebes juga tertinggi di Jateng sampai 7 persen. Untuk menurunkan angka stunting, kami turun langsung ke masyarakat memberikan contoh misal dengan Program Makan Bareng Bupati. Jadi masyarakat langsung mengkonsumsinya," kata Iwan, panggilan akrab Iwanudin.
Iwan mengaku akan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) bidang KB sebesar Rp19 miliar yang diterima Pemkab Brebes dengan maksimal untuk Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024