Balai Pelestarian Kebudayaan konservasi Candi Asu Magelang
Kamis, 30 Mei 2024 16:07 WIB
Beberapa pekerja menyemprotkan air pada batuan Candi Asu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X melakukan konservasi Candi Asu di Desa Sengi, Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Penanggung Jawab Kegiatan Konservasi Candi Asu dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Candra Harimurti di Magelang, Kamis, menyampaikan kegiatan ini adalah konservasi, karena candi ini berada di tempat terbuka sehingga berpotensi untuk ditumbuhi mikro organisme.
"Mikro organisme ini kalau tidak segera ditangani, dia akan menyebabkan kerusakan penyusun-penyusun batunya. Tujuan dari konservasi kami kali ini sebenarnya adalah untuk menghambat faktor-faktor kerusakan seperti itu," katanya.
Ia menyampaikan yang dilakukan dalam konservasi kali ini pembersihan secara mekanis, baik kering maupun basah, dan pembersihan kimiawi.
"Lalu kami melakukan treatment untuk Candi Asu ini. Kegiatannya berlangsung selama tujuh hari mulai tanggal 29 Mei-4 Juni 2024. Kamia ada beberapa personel yang terdiri atas konservator, teknisi pelestari cagar budaya, dan tenaga lokal dari masyarakat sekitar," katanya.
Ia menjelaskan penggunaan bahan kimiawi yang digunakan saat ini sebenarnya sudah berkali-kali dipakai dan sudah diuji, tidak membahayakan bagi candi itu sendiri dan memang pembersihan kimiawi itu dibutuhkan karena ada beberapa mikro organisme tidak bisa dibersihkan secara mekanisme.
"Treatment itu adalah pengawetan, maksudnya kita memberikan satu perlakuan agar pertumbuhan mikro organisme di kemudian hari itu jadi terhambat," katanya.
Sebelum pembersihan pihaknya melakukan observasi dulu tergantung kondisi candi pada waktu itu. Disemprot dengan air bertekanan untuk pembersihan mekanis, sebelumnya dilakukan penyikatan.
Baca juga: Kunjungan wisata ke Dieng tidak terdampak larangan tur studi
Penanggung Jawab Kegiatan Konservasi Candi Asu dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Candra Harimurti di Magelang, Kamis, menyampaikan kegiatan ini adalah konservasi, karena candi ini berada di tempat terbuka sehingga berpotensi untuk ditumbuhi mikro organisme.
"Mikro organisme ini kalau tidak segera ditangani, dia akan menyebabkan kerusakan penyusun-penyusun batunya. Tujuan dari konservasi kami kali ini sebenarnya adalah untuk menghambat faktor-faktor kerusakan seperti itu," katanya.
Ia menyampaikan yang dilakukan dalam konservasi kali ini pembersihan secara mekanis, baik kering maupun basah, dan pembersihan kimiawi.
"Lalu kami melakukan treatment untuk Candi Asu ini. Kegiatannya berlangsung selama tujuh hari mulai tanggal 29 Mei-4 Juni 2024. Kamia ada beberapa personel yang terdiri atas konservator, teknisi pelestari cagar budaya, dan tenaga lokal dari masyarakat sekitar," katanya.
Ia menjelaskan penggunaan bahan kimiawi yang digunakan saat ini sebenarnya sudah berkali-kali dipakai dan sudah diuji, tidak membahayakan bagi candi itu sendiri dan memang pembersihan kimiawi itu dibutuhkan karena ada beberapa mikro organisme tidak bisa dibersihkan secara mekanisme.
"Treatment itu adalah pengawetan, maksudnya kita memberikan satu perlakuan agar pertumbuhan mikro organisme di kemudian hari itu jadi terhambat," katanya.
Sebelum pembersihan pihaknya melakukan observasi dulu tergantung kondisi candi pada waktu itu. Disemprot dengan air bertekanan untuk pembersihan mekanis, sebelumnya dilakukan penyikatan.
Baca juga: Kunjungan wisata ke Dieng tidak terdampak larangan tur studi
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024