Temanggung (ANTARA) - Harga cabai rawit di tingkat petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mulai naik dari harga Rp20.000 per kilogram menjadi Rp35.000 per kilogram.

Petani cabai di Desa Nampirejo  Kecamatan Tembarak, Nasrofi, Senin di Temanggung mengatakan kenaikan harga cabai terjadi sejak satu pekan ini karena hasil panen menurun akibat pengaruh cuaca.

"Akibat pengaruh cuaca itu memicu munculnya hama penyakit seperti lalat buah dan patek, hampir 20 persen tanaman terserang hama penyakit tersebut. Buah cabai ada bercak hitam dan jika dipetik sudah membusuk, daun tanaman juga menguning karena terserang hama patek," katanya.

Ia mengatakan jika sudah terserang hama penyakit itu mengakibatkan produktivitas tanaman tidak maksimal. Bahkan, hasil panen menurun hingga 20 persen.

"Saya sudah lakukan pengobatan menggunakan obat-obatan pestisida maupun insektisida, Alhamdulillah berkurang, tetapi pengobatan itu harus dilakukan secara rutin agar tidak menyebar hama dan penyakitnya," katanya.


Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Sumarno mengatakan kenaikan harga cabai ini selain pengaruh cuaca juga karena sebagian petani di kawasan persawahan baru mulai menanam cabai.

"Sudah selesai panen di beberapa daerah, dan kalau sekarang sedang tanam untuk cabai, khusus di area persawahan," katanya.

Ia mengatakan untuk luas tanaman tahunan di Temanggung mencapai 9.500 hektare. Jumlah itu meliputi tanaman cabai keriting, rawit dan cabai besar.

"Terluas cabai keriting dan cabai rawit, kemudian untuk cabai besar masih di angka 400 hektare," katanya.

Meski terjadi penurunan produktivitas, Pemkab Temanggung menjamin ketersediaan cabai di pasaran.

"Dengan luas tanam 9.500 hektare dan produktivitas mencapai 10 ton per hektare itu mencukupi untuk kebutuhan masyarakat, bahkan bisa dikirim keluar Temanggung," katanya.


Baca juga: BI Jateng ajak 1.360 petani cabai peduli inflasi