Semarang (ANTARA) - Binus School Semarang merayakan dua tahun kehadirannya dengan mengenalkan empat inovasi sebagai unggulan sekaligus pembeda dari lembaga pendidikan yang lain. Hal tersebut disampaikan pada acara temu media yang berlangsung di sekolah setempat, Senin (9/9/2024).

Hadir dalam kesempatan tersebut Elsie L. Bait selaku Kepala Sekolah Binus School Semarang; Erwin Resada Montojo selaku Wakil Kepala Sekolah SMP dan SMA Binus School Semarang; Fabien Jean Etienne Rousselot selaku Wakil Kepala Sekolah TK dan SD Binus School Semarang; dan Erik Krisnawan selaku General Operation Manager Binus School Semarang.

Keempatnya saling melengkapi dalam menjelaskan mengenai empat inovasi dari Binus School antara lain Digital Breakthrough, High Tech Laboratories, Leadership International Opportunity, dan Rain Water Harvesting.

"Keempat inovasi atau terobosan tersebut merupakan komitmen kami untuk terus menghadirkan pendidikan berkualitas dengan dukungan teknologi yang mumpuni. Terobosan ini diharapkan bisa menghasilkan bibit muda yang memiliki karakter dan siap menghadapi era global," kata Elsie.

Dalam rangkaian perayaan ulang tahun kedua, kata Elsie, Binus School Semarang juga mengadakan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Festival untuk mewadahi siswa yang memiliki ketertarikan di bidang tersebut.

Erwin menjelaskan selam dua tahun ini, ada banyak perkembangan yang dilakukan oleh sekolah baik fisik berupa penambahan gedung dan fasilitas serta nonfisik seperti beragam program yang mendukung sektor akademis dan nonakademis peserta didik. Hal itu menambah daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Binus School Semarang.

"Di awal dulu hanya 100 siswa, kemudian bertambah jadi 260, dan kini sudah hampir 400 siswa," tambah Erik Krisnawan.

Fabien Jean menambahkan dengan inovasi Digital Breakthrough, siswa dapat memanfaatkan fasilitas teknologi mutakhir seperti VR Goggles dan active floor yang membantu siswa mendapatkan pengalaman baru dari segi visial dan juga sensorik.

"Kalau kita harus ke Karimunjawa atau ke Arab Saudi misalnya kan butuh biaya. Nah dengan VR Goggles, anak-anak bisa tahu isi laut atau melihat Ka'bah, melalui VR," kata Fabien.

Keempatnya juga banyak menjelaskan mengenai didikan sebagai pemimpin dan banyaknya kesempatan para siswa untuk mengikuti beragam program pelatihan kepemimpinan berskala internasional seperti Asia Pasific Young Leaders Conference (APYLC) dan International Young Leaders Summit (IYLS).

"Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan atau sustainable development goals, kami juga menerapkan sistem penampungan air hujan dari atap sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman di lingkungan sekolah, membantu mengurangi penggunaan air bersih, dan mendukung upaya konservasi," kata Erik.