Logo Header Antaranews Jateng

Lima pelajar di Purwokerto rakit mobil balap sejenis "Go-Kart"

Minggu, 26 Januari 2025 17:31 WIB
Image Print
Salah seorang pelajar mencoba mobil balap sejenis "Go-Kart" rakitan siswa kelas 11 Sekolah Puhua Secondary yang ditampilkan dalam ajang Science and Business Fair 2025 di Gedung SMP-SMA Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan atau Puhua School, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2025). ANTARA/HO-Puhua School

Purwokerto (ANTARA) - Sebanyak lima pelajar kelas 11 Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan atau Puhua School, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, merakit mobil balap sejenis "Go-Kart" untuk diikutsertakan dalam ajang Science and Business Fair 2025 yang digelar sekolah itu.

"Kegiatan Science and Business Fair 2025 itu kami selenggarakan di Gedung SMP-SMA Puhua pada hari Jumat (24/1) untuk memamerkan karya inovasi siswa," kata Kepala Sekolah Puhua Secondary (SMP-SMA) Arinta Dewi di Purwokerto, Ahad.

Dia mengatakan salah satu inovasi siswa yang ditampilkan dalam ajang tersebut berupa sebuah mobil balap sejenis "Go-Kart" yang dirakit oleh siswa kelas 11, yakni Cleo, Nicolleta, Tiffany, Iris, dan Heidi.

Menurut dia, kelima siswa itu mengumpulkan modal sebesar Rp6 juta dari hasil berjualan makanan secara daring untuk membeli alat dan bahan perakitan mobil balap tersebut.

"Material yang serba efisien, namun fungsional itu digabungkan dengan teknik dasar dan prinsip fisika, sehingga memberikan mereka pengalaman luar biasa saat memecahkan masalah dalam menangani mekanika kendaraan, prinsip desain, sekaligus menerapkan keterampilan manajemen dan kerja sama tim," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan tahap inovasi sangatlah penting karena sebagai bagian dari bukti pemahaman siswa pada konteks pembelajaran yang relevan.

Dalam hal ini, kata dia, pembelajaran tersebut tidak hanya sebatas teori yang abstrak, melainkan siswa harus berperan nyata dalam keilmuan yang mereka pahami secara komprehensif untuk dapat memberi solusi bagi masalah lingkungan, energi terbarukan, pangan, dan ekonomi.

"Oleh karena itu, kami terus memacu seluruh siswa agar mampu melakukan inovasi melalui kegiatan Science and Business Fair 2025," katanya menegaskan.

Selain mobil balap, kata dia, dalam kegiatan tersebut juga ditampilkan sebuah rumah mini bertenaga surya rancangan empat siswa kelas 10 yang terdiri atas Pasha, Joseph Evander, Arya, dan Devano.

Menurut dia, keempat anak tersebut membuktikan energi terbarukan menggunakan panel surya dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya konvensional, juga menyoroti pentingnya kesadaran lingkungan melalui inspirasi mereka yang memperkenalkan potensi sumber daya ramah lingkungan berskala kecil dalam kehidupan sehari-hari.

"Garis berkesadaran lingkungan memang jadi sorotan seluruh siswa, sehingga tak heran kelompok kelas 10 lainnya, yakni Grace, Evelyn, Natalia, Chroistian Radja, Oliver Caren, dan Aldent menyoroti peningkatan sampah organik dari kulit buah untuk dijadikan bahan baku bioplastik," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, limbah yang mengandung selulosa dan polisakarida dapat diubah menjadi bahan plastik ramah lingkungan.

Menurut dia, kulit pisang dan kulit jeruk yang kaya selulosa diolah dengan sodium alginate, kalsium klorida, serta gliserin dan minyak kelapa agar hasil bioplastik lebih lentur.

Dia mengatakan penggunaan bahan alami dan terbarukan tersebut berhasil menggantikan fosil sintesis akibat polusi kantong plastik yang sulit terurai.

"Itu sebagian inovasi siswa yang ditampilkan di ajang tersebut. Kami terus mendorong mereka untuk berinovasi sebagai bukti pemahaman pada konteks pembelajaran yang relevan," kata Arinta.

Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Slamet mengapresiasi pelaksanaan Science and Business Fair 2025 tersebut.

"Kegiatan Science and Business Fair 2025 merupakan wujud nyata P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dalam pendidikan," katanya.*

Baca juga: Pakar: Parameter survei citra baik lembaga negara harus jelas



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025