Hidayatullah terpilih sebagai Ketua Akindo 2024-2029
Jumat, 4 Oktober 2024 17:41 WIB
Hidayatullah Suralaga terpilih sebagia Ketua Umum Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Senin, 30 September 2024. Sementara Rayfarrell Dwia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal dan Rossy Wanandi sebagai Bendahara. ANTARA/Ist
Semarang (ANTARA) - Hidayatullah Suralaga terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Senin, 30 September 2024. Sementara Rayfarrell Dwia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal dan Rossy Wanandi sebagai Bendahara.
Pemilihan pengurus Akindo yang berlangsung dengan suara bulat tersebut dihadiri para anggota yang mewakili berbagai pelaku usaha kedelai mulai dari importir sampai dengan distributor kedelai di seluruh Indonesia.
Munaslub Akindo dilaksanakan dalam rangka revitalisasi dan konsolidasi organisasi untuk menghadapi tantangan perdagangan kedelai nasional. Hidayatullah mengajak seluruh anggota untuk aktif berkolaborasi dan meningkatkan komunikasi antar anggota.
"Melalui Munaslub ini, kami berharap Akindo dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan anggotanya dan masyarakat luas," kata Hidayatullah.
Sementara Rayfarrell Dwia menekankan pentingnya kolaborasi serta mengajak para pelaku usaha kedelai lainnya untuk bergabung dengan Akindo.
"Mari kita bergandengan tangan untuk memperluas jaringan dan jangkauan, sehingga kemanfaatan asosiasi ini bisa dinikmati semakin banyak kalangan," kata Rayfarrell.
Rayfarrel mengajak seluruh anggota untuk secara kolaboratif menjadikan Akindo sebagai wadah penyampaian aspirasi kepada pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan lebih tepat guna dan sesuai sasaran.
Akindo, kata dia, juga berkomitmen untuk turut mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan kedelai dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono berharap pengurus Akindo yang baru terpilih bisa bersinergi lebih baik dengan Bulog, terutama dalam pengadaan kedelai.
Menurut Wahyu, kedelai merupakan salah satu dari 10 bahan makanan yang diawasi oleh Bulog. Dari total kebutuhan sekitar 247.455 ton per bulan, tidak ada sama sekali cadangan yang dimiliki pemerintah baik di Bulog maupun BUMN pangan.
"Kebutuhan kedelai masih tergantung pada impor mengingat produksi kedelai dari petani lokal masih rendah," kata Wahyu.
Wahyu menambahkan selain kedelai bahan makanan yang menjadi prioritas Bulog atau pemerintah antara lain beras, daging sapi, daging ayam, jagung, minyak goreng, bawang putih, cabai, dan telur ayam.
Pemilihan pengurus Akindo yang berlangsung dengan suara bulat tersebut dihadiri para anggota yang mewakili berbagai pelaku usaha kedelai mulai dari importir sampai dengan distributor kedelai di seluruh Indonesia.
Munaslub Akindo dilaksanakan dalam rangka revitalisasi dan konsolidasi organisasi untuk menghadapi tantangan perdagangan kedelai nasional. Hidayatullah mengajak seluruh anggota untuk aktif berkolaborasi dan meningkatkan komunikasi antar anggota.
"Melalui Munaslub ini, kami berharap Akindo dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan anggotanya dan masyarakat luas," kata Hidayatullah.
Sementara Rayfarrell Dwia menekankan pentingnya kolaborasi serta mengajak para pelaku usaha kedelai lainnya untuk bergabung dengan Akindo.
"Mari kita bergandengan tangan untuk memperluas jaringan dan jangkauan, sehingga kemanfaatan asosiasi ini bisa dinikmati semakin banyak kalangan," kata Rayfarrell.
Rayfarrel mengajak seluruh anggota untuk secara kolaboratif menjadikan Akindo sebagai wadah penyampaian aspirasi kepada pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan lebih tepat guna dan sesuai sasaran.
Akindo, kata dia, juga berkomitmen untuk turut mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan kedelai dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono berharap pengurus Akindo yang baru terpilih bisa bersinergi lebih baik dengan Bulog, terutama dalam pengadaan kedelai.
Menurut Wahyu, kedelai merupakan salah satu dari 10 bahan makanan yang diawasi oleh Bulog. Dari total kebutuhan sekitar 247.455 ton per bulan, tidak ada sama sekali cadangan yang dimiliki pemerintah baik di Bulog maupun BUMN pangan.
"Kebutuhan kedelai masih tergantung pada impor mengingat produksi kedelai dari petani lokal masih rendah," kata Wahyu.
Wahyu menambahkan selain kedelai bahan makanan yang menjadi prioritas Bulog atau pemerintah antara lain beras, daging sapi, daging ayam, jagung, minyak goreng, bawang putih, cabai, dan telur ayam.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024