UIN Surakarta kembangkan moderasi pendidikan tinggi
Kamis, 24 Oktober 2024 14:21 WIB
Foto bersama usai Seminar Kebangsaan Mengembangkan Pendidikan Agama yang Moderat, di Gedung Aula SBSN UIN Surakarta, Kamis (24/10/2024). ANTARA/HO-UIN Surakarta
Semarang (ANTARA) - UIN Raden Mas Said Surakarta mengembangkan moderasi beragama pendidikan tinggi dan salah satunya melalui Seminar Kebangsaan Mengembangkan Pendidikan Agama yang Moderat, di Gedung Aula SBSN UIN Surakarta, Kamis (24/10/2024).
Dalam kesempatan itu Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta Prof. Dr. Toto Suharto, M.Ag menegaskan pendidikan agama yang moderat adalah fondasi penting dalam menjaga keutuhan bangsa.
"Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, moderasi beragama menjadi kunci untuk mencegah konflik dan mempromosikan toleransi. UIN Surakarta berkomitmen untuk terus membangun generasi yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai moderasi ini," kata Prof Toto Suharto.
Seminar kebangsaan tersebut dimaksudkan sebagai bagian dari upaya UIN untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala LP2M, Kepala Pengabdian LP2M, Sub Bagian Akademik, serta mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta.
"Sebagai perguruan tinggi Islam, kami memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan ajaran agama yang damai, inklusif, dan mampu beradaptasi dengan kemajemukan masyarakat Indonesia. Seminar ini adalah salah satu langkah nyata dalam mendukung visi tersebut," kata Prof Toto Suharto.
Dr. HC. KH. Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam kesempatan tersebut hadir sebagai salah satu pembicara utama yang menekankan pentingnya peran pendidikan agama moderat dalam menjaga keutuhan bangsa dan mencegah radikalisme.
"Moderasi beragama adalah jalan tengah yang tidak hanya menghindarkan kita dari ekstrimisme, tetapi juga mempromosikan kerukunan dan persaudaraan. Pendidikan agama harus mampu mengedukasi generasi muda agar berpikir kritis, namun tetap berpegang pada prinsip-prinsip kebangsaan dan kemanusiaan," kata KH. Zulfa Mustofa.
KH. Zulfa Mustofa juga menyoroti peran strategis perguruan tinggi Islam seperti UIN dalam membentuk pemahaman agama yang seimbang dan kontekstual, sesuai dengan tantangan zaman.
"Melalui seminar ini, saya berharap UIN Surakarta dapat terus menjadi mercusuar dalam pengembangan moderasi beragama di Indonesia,” katanya.
KH. Zulfa Mustofa mengatakan pesantren memiliki peran penting dalam membangun karakter kebangsaan yang moderat dan inklusif. Pesantren adalah benteng nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan yang moderat. Sejak dahulu, pesantren telah menjadi pusat pendidikan yang mengajarkan Islam rahmatan lil ‘alamin, Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Pesantren turut membentuk kesadaran kebangsaan yang kuat, di mana cinta tanah air menjadi bagian dari iman.
"Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, dan pesantren berperan besar dalam menjaga harmoni di tengah perbedaan. Dari pesantren, kita belajar bagaimana merawat keberagaman dengan mengedepankan toleransi, dialog, dan saling menghormati. Pesantren harus terus menjadi agen pembaruan yang tidak hanya mendidik santri dalam ilmu agama, tetapi juga dalam nilai-nilai kebangsaan," katanya.
KH. Zulfa Mustofa berpesan pentingnya peran umat Islam dan pesantren dalam menjaga persatuan Indonesia serta memadukan nilai-nilai agama dan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
"Sebagai umat Islam di Indonesia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga harmoni dan persatuan bangsa. Islam mengajarkan kita tentang perdamaian, persaudaraan, dan cinta tanah air. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di negeri ini, harus terus mengajarkan moderasi beragama, sehingga para santri mampu menjadi agen perubahan yang menjaga keberagaman dan kedamaian," katanya.
Selain diskusi mengenai moderasi beragama, seminar tersebut juga membahas peran lembaga pendidikan tinggi, seperti UIN dalam mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan pluralisme di Indonesia. Dari kegiatan tersebut, diharapkan bisa menginspirasi mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang mengedepankan toleransi, dialog, dan inklusivitas dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Dalam kesempatan itu Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta Prof. Dr. Toto Suharto, M.Ag menegaskan pendidikan agama yang moderat adalah fondasi penting dalam menjaga keutuhan bangsa.
"Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, moderasi beragama menjadi kunci untuk mencegah konflik dan mempromosikan toleransi. UIN Surakarta berkomitmen untuk terus membangun generasi yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai moderasi ini," kata Prof Toto Suharto.
Seminar kebangsaan tersebut dimaksudkan sebagai bagian dari upaya UIN untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala LP2M, Kepala Pengabdian LP2M, Sub Bagian Akademik, serta mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta.
"Sebagai perguruan tinggi Islam, kami memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan ajaran agama yang damai, inklusif, dan mampu beradaptasi dengan kemajemukan masyarakat Indonesia. Seminar ini adalah salah satu langkah nyata dalam mendukung visi tersebut," kata Prof Toto Suharto.
Dr. HC. KH. Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam kesempatan tersebut hadir sebagai salah satu pembicara utama yang menekankan pentingnya peran pendidikan agama moderat dalam menjaga keutuhan bangsa dan mencegah radikalisme.
"Moderasi beragama adalah jalan tengah yang tidak hanya menghindarkan kita dari ekstrimisme, tetapi juga mempromosikan kerukunan dan persaudaraan. Pendidikan agama harus mampu mengedukasi generasi muda agar berpikir kritis, namun tetap berpegang pada prinsip-prinsip kebangsaan dan kemanusiaan," kata KH. Zulfa Mustofa.
KH. Zulfa Mustofa juga menyoroti peran strategis perguruan tinggi Islam seperti UIN dalam membentuk pemahaman agama yang seimbang dan kontekstual, sesuai dengan tantangan zaman.
"Melalui seminar ini, saya berharap UIN Surakarta dapat terus menjadi mercusuar dalam pengembangan moderasi beragama di Indonesia,” katanya.
KH. Zulfa Mustofa mengatakan pesantren memiliki peran penting dalam membangun karakter kebangsaan yang moderat dan inklusif. Pesantren adalah benteng nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan yang moderat. Sejak dahulu, pesantren telah menjadi pusat pendidikan yang mengajarkan Islam rahmatan lil ‘alamin, Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Pesantren turut membentuk kesadaran kebangsaan yang kuat, di mana cinta tanah air menjadi bagian dari iman.
"Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, dan pesantren berperan besar dalam menjaga harmoni di tengah perbedaan. Dari pesantren, kita belajar bagaimana merawat keberagaman dengan mengedepankan toleransi, dialog, dan saling menghormati. Pesantren harus terus menjadi agen pembaruan yang tidak hanya mendidik santri dalam ilmu agama, tetapi juga dalam nilai-nilai kebangsaan," katanya.
KH. Zulfa Mustofa berpesan pentingnya peran umat Islam dan pesantren dalam menjaga persatuan Indonesia serta memadukan nilai-nilai agama dan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
"Sebagai umat Islam di Indonesia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga harmoni dan persatuan bangsa. Islam mengajarkan kita tentang perdamaian, persaudaraan, dan cinta tanah air. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di negeri ini, harus terus mengajarkan moderasi beragama, sehingga para santri mampu menjadi agen perubahan yang menjaga keberagaman dan kedamaian," katanya.
Selain diskusi mengenai moderasi beragama, seminar tersebut juga membahas peran lembaga pendidikan tinggi, seperti UIN dalam mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan pluralisme di Indonesia. Dari kegiatan tersebut, diharapkan bisa menginspirasi mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang mengedepankan toleransi, dialog, dan inklusivitas dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Festival Teater Pelajar berikan ruang ekspresi dan penyaluran minat bakat siswa di bidang budaya
15 December 2024 20:24 WIB