Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) sebanyak 11 unit pada 11 kelompok tani yang tersebar di empat kecamatan.

"Bantuan alsintan dalam bentuk hibah tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian. Meliputi traktor roda dua, rice transplanter atau alat penanam padi, dan pompa air ukuran 6 inch," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Minggu.

Dari sejumlah alsintan tersebut, kata dia, untuk lima unit traktor roda dua diberikan kepada lima kelompok tani di Desa Garung Kidul dan Garung Lor (Kecamatan Kaliwungu), Desa Payaman (Kecamatan Mejobo), Desa Sidomulyo (Kecamatan Jekulo), dan Desa Kalirejo (Kecamatan Undaan).

Sementara satu unit mesin transplanter, kata dia, untuk kelompok tani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan.

Untuk lima unit mesin pompa penyedot air, diberikan kepada kelompok tani di Desa Wonosoco dan Lambangan (Kecamatan Undaan), Desa Gondoharum dan Bulungcangkring (Kecamatan Jekulo), dan Desa Mejobo (Kecamatan Mejobo).

Bantuan alsintan tersebut, kata dia, juga sesuai kebutuhan para petani, karena sebelumnya memang ada kunjungan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono ke Kudus dan ada petani yang mengajukan permintaan bantuan alsintan.

"Akhirnya, kami diminta melakukan pendataan dan analisa kebutuhan dengan menyesuaikan komoditas pertanian dan luas hamparan di masing-masing daerah," ujarnya.

Hasilnya, kebutuhan alsintan yang dibutuhkan petani yang membentuk kelompok dengan anggota hingga ratusan petani, berupa traktor roda dua, rice transplanter, dan mesin pompa air.

Ia mengungkapkan bantuan alsintan sepanjang tahun 2024 dari pusat untuk mesin pompa air mencapai 79 unit, sedangkan traktor roda dua sebanyak 25 unit, termasuk dari APBD Kudus berupa satu unit mesin pompa air.

Dengan adanya bantuan alsintan tersebut, diharapkan bisa mendorong peningkatan produksi hasil pertanian, menyusul adanya percepatan tanam yang menambah indeks pertanaman karena luas lahannya bertambah dan produksi juga bertambah.

Meskipun bentuknya hibah, katanya, pengawasannya tetap dilakukan karena ada laporan setiap musim tanam kepada Kementerian Pertanian terkait kondisi alat.

"Laporannya juga dilengkapi foto alat yang dilengkapi sistem pemosisi global (GPS/Global Positioning System)," ujarnya.