Purwokerto (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menemukan minyak goreng dengan merek Minyakita kemasan 1 liter yang volumenya tidak sesuai takaran.

"Setelah menerima surat dari Kemendag (Kemendag) kemarin, kami langsung menurunkan tim untuk melakukan pengecekan di tiga pasar, yakni Pasar Manis, Pasar Wage, dan Pasar Banyumas," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinperindag Kabupaten Banyumas Gatot Eko Purwadi, di Purwokerto, Banyumas, Selasa.

Dalam pengecekan tersebut, kata dia, pihaknya mengambil beberapa sampel Minyakita kemasan 1 liter untuk diukur ketepatan takaran volume atau isinya dengan menggunakan gelas ukur.

Ia mengatakan berdasarkan hasil pengecekan di Pasar Banyumas, pihaknya menemukan Minyakita dari salah satu produsen yang volumenya tidak sesuai takaran.

"Ada yang seharusnya berisi 1.000 mililiter (1 liter, Red.), namun setelah diukur hanya 980 mililiter, ada selisih 20 mililiter. Kami sudah konfirmasi ke Bidang Metrologi dan diketahui bahwa batas toleransinya itu 15 mililiter, kami masih teliti," katanya lagi.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya telah mengumumkan kepada pedagang untuk tidak mengambil produk Minyakita yang volumenya tidak sesuai takaran tersebut dari distributor.

Ia mengimbau pedagang untuk mengambil produk Minyakita dari distributor resmi yang telah direkomendasikan oleh Dinperindag Kabupaten Banyumas.

"Pedagang bisa kulakan Minyakita dari Bulog, Rajawali, atau distributor resmi lainnya," kata dia menegaskan.

Disinggung mengenai perkembangan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat, dia mengatakan harga berbagai jenis cabai khususnya cabai rawit merah saat sekarang berangsur turun setelah sempat melonjak pada awal bulan Ramadhan.

Menurut dia, penurunan harga cabai itu terjadi karena pasokan komoditas tersebut mulai lancar.

"Kami pun berencana melakukan kerja sama B2B (Business to Business) dengan Temanggung, yakni kerja sama beberapa pedagang cabai di Banyumas dengan Champion Cabai di sana," katanya.

Kendati harga cabai mengalami penurunan, dia mengatakan harga bawang merah justru masih mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan.

Menurut dia, pihaknya masih menelusuri penyebab lonjakan harga bawang merah di Banyumas meskipun berdasarkan informasi dari sejumlah pedagang hal itu terjadi karena adanya keterlambatan pengiriman ke beberapa daerah.

"Dalam pertemuan kemarin, beberapa pedagang mengaku mengambil pasokan bawang merah dari Bima, Nusa Tenggara Barat, bukan dari Brebes. Kemarin sempat terjadi keterlambatan pengiriman," katanya pula.

Oleh karena itu, kata Gatot, pihaknya sedang menelusuri penyebab keterlambatan pengiriman pasokan bawang merah tersebut, apakah karena stoknya kosong ataukah karena faktor lain.

Berdasarkan pantauan di Pasar Manis, Purwokerto, harga bawang merah saat ini mencapai kisaran Rp67.000 per kilogram atau naik dari pekan lalu yang berada pada kisaran Rp52.500/kg.

Sementara untuk harga cabai rawit merah berada pada kisaran Rp82.000/kg atau turun dari pekan lalu yang mencapai kisaran Rp122.000/kg, sedangkan harga cabai merah besar maupun cabai merah keriting masih bertahan di kisaran Rp82.000/kg, dan cabai rawit hijau bertahan di kisaran Rp65.000/kg.

Baca juga: Mentan temukan MinyaKita tak sesuai takaran di Solo