Puluhan tempat hiburan malam di sekitar Monumen Bom Jalan Legian hingga Pantai Kuta yang biasanya tamunya melimpah, bahkan hingga meluber berjoget di jalan dengan botol minuman keras di tangan, tak ada satu pun yang buka melayani tamu.

Wartawan ANTARA yang melakukan pemantauan di Kuta hingga memasuki Jumat dini hari, selain tak mendengar dentuman suara musik juga hanya melihat sejumlah wisatawan berjalan kaki, di antaranya dengan mendorong tas besar menuju hotel tempat mereka menginap. Mereka yang baru datang melalui Bandara Ngurah Rai dan naik taksi, terpaksa harus berjalan kaki saat menuju Pantai Kuta karena jalannya ditutup bagi mobil.

Menurut seorang petugas di Grand Istana Rama Kuta, sejak sekitar pukul 22.00 Wita sebagian besar tamu hotel, termasuk yang baru datang, langsung masuk kamar. Hal ini berbeda dengan biasanya, kebanyakan begadang hingga dini hari.

Pusat hiburan malam di Jalan Legian hingga kawasan Pantai Kuta, biasanya mencapai puncak keramaian dengan dentuman musik-musik keras dari sejumlah kafe dan lainnya pada tengah malam hingga dini hari.

Di kawasan Pantai Kuta, yang masih terdengar keras hanya deburan ombak. Deru suara kendaraan bermotor maupun kebisingan bunyi pesawat dari dan ke Bandara Ngurah Rai yang biasanya berlangsung hingga sekitar pukul 04.00 Wita, juga tidak ada lagi. Kesenyapan kawasan Jalan Legian hingga Pantai Kuta dan sekitarnya itu semakin lengkap ketika lampu-lampu jalanan dipadamkan pada dini hari itu.