"Perawatan salak pondoh organik sangat mudah karena cukup dua kali pemupukan dalam satu tahun menggunakan kotoran kambing etawa yang harganya Rp2.000 per kilogram," kata seorang petani salak, Niman di Karangkobar, Banjarnegara, Selasa.

Menurut dia, pemupukan 1.000 pohon salak pondoh organik membutuhkan sekitar 2,5 truk pupuk kotoran kambing etawa yang harganya Rp3 juta per truk.

Sementara untuk salak pondoh anorganik, kata dia, pemupukan dilakukan hampir tiap bulan dengan biaya perawatan sebesar Rp25 ribu per tiga pohon.

"Jika dilakukan pemetaan, harga jual salak pondoh organik sebenarnya jauh lebih tinggi dibanding salak pondoh anorganik karena bisa mencapai Rp21 ribu per kilogram," katanya.

Ia mengatakan, harga salak pondoh anorganik hanya berkisar antara Rp3.000 hingga Rp6.000 per kilogram.

Akan tetapi hingga saat ini, kata dia, salak pondoh organik masih dijual pada kisaran Rp7.000 hingga Rp9.000 per kilogram karena masyarakat masih belum banyak mengetahui keberadaan komoditas tersebut.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Banjarnegara Dwi Atmadji mengatakan, pihaknya sangat mendukung pengembangan pertanian organik.

"Kami sangat menganjurkan penggunaan pupuk organik di setiap komoditas, penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir. Secara khusus yang sudah mendekati pertanian organik, yakni padi sekitar 300 hektare dan salak sekitar 205 hektare," katanya.

Dia mengakui, peluang ekspor salak pondoh terbuka lebar namun ada ketentuan yang belum dapat dipenuhi, antara lain penggunaan pupuk organik dan lolos uji sertifikasi.