Suasana kompetisi sudah mulai dirasakan atlet yang turun atas nama provinsinya masing-masing, bukan hanya atlet nasional tetapi atlet yang menjadi binaan daerahnya juga sudah merasakan iklim pertandingan dengan persiangan yang sangat ketat.

Jawa Tengah yang mengusung target bisa memperbaiki peringkat dibandingkan pada PON XVII/2008 Kalimantan Timur juga sudah harus masuk dalam persaingan atlet pada pesta olahraga 'multievent' empat tahunan di Riau ini.

Cabang atletik yang menjadi salah satu andalan Jawa Tengah untuk meraup medali emas pada hari pertama atau Senin (10/9) sudah memulai perlombaan yang digelar di Stadion Rumbai, Pekanbaru.

Tak tanggung-tanggung 10 keping medali emas sudah mulai diperebutkan pada perlombaan hari pertama ini dan Jawa Tengah memang hampir mengikutsertakan pada 10 cabang yang sudah memainkan babak final tersebut.

Tetapi dari 10 cabang yang dimainkan itu potensi besar untuk meraih medali emas ada pada tiga nomor yaitu lari 5.000 putra-putri dan lempar cakram putri mengingat atlet nasional asal Jateng tampil pada hari pertama pelaksanaan lomba cabang olahraga atletik.

Triyaningsih yang meraih tiga medali emas pada SEA Games 2011 bakal menguji kemapuannya untuk nomor lari 5.000 meter, kemudian peraih dua medali perak SEA Games 2011 Agus Prayogo turun pada lari 5.000 meter, sedangkan peraih perak SEA Games juga turun pada nomor lempar cakram putri.

Ketiga atlet tersebut memang tidak hanya turun pada satu nomor saja tetapi minimal dua nomor seperti Triyaningsih selain 5.000 meter juga 10 ribu meter, Agus Prayogo selain di 5.000 meter juga turun di nomor lari 10 ribu meter dan 1.500 meter, sedangkan Dwi Ratnawati selain di lempar cakram juga tolak peluru putri.

Jawa Tengah masih memiliki stok atlet pelatnas di cabang ini seperti pelari cepat Suryo Agung Wibowo, M Rusmanto (lempar lembing) dan Kresna Wahyu (tolak peluru putra). Tetapi mereka baru turun di gelanggang pada hari berikutnya setelah pelaksanaan upacara pembukaan.

Mereka memang menjadi langganan pelatnas baik SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade, seperti Triyaningsih yang turun pada nomor lari maraton (42,195 kilometer) di Olimpiade London beberapa waktu lalu dengan prestasi menempati peringkat ke-84 dari 128 peserta.


Batal
Peraih tiga medali emas SEA Games 2011 Triyaningsih dan peraih dua emas SEA Games 2009 Laos batal tampil pada nomor lari 1.500 dan 200 meter di Riau.

"Kalau untuk Triyaningsih, saya tidak tahu karena saya hanya mendapat pesan singkat dari pelatihnya Ruwiyati yang mengabarkan soal itu," kata Ketua Komisi dan Pembinaan Prestasi Pengprov PASI Jateng Heri Setiyono.

Kalau untuk Suryo Agung Wibowo, kata dia, khawatir bila yang bersangkutan mengalami cedera sehingga tidak bisa fokus pada nomor andalannya lari 100 meter.

Menurut Heri yang juga Ketua Harian Pengcab PASI Kabupaten Blora, Jateng, berdasarkan jadwal lomba, lari 200 meter lebih dulu dibandingkan dengan lari 100 meter, apalagi masa persiapan PON Suryo terus menjalani pengobatan cedera yang diderita saat menjalani pelatnas pra-Olimpiade 2012 di Surabaya beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, sebagai gantinya untuk Triyaningsih pada nomor tersebut adalah Septiana dan Ambar Winarti.

Menurut dia, sebenarnya untuk nomor 1.500 meter, Jateng memiliki tiga pelari yaitu Triyaningsih, Septiana, dan Ambar Winarti karena setiap nomor hanya boleh diikuti dua atlet maka begitu Trianingsih batal maka Jateng bisa memasukkan dua pelari yang lain.

Ketika ditanya pengganti untuk Suryo Agung Wibowo untuk nomor lari 200 meter, dia mengatakan, tidak ada karena sudah berdasarkan temu teknik tidak bisa mengubah nama atlet.

"Kalau mengurangi atau mencoret atlet bisa tetapi kalau mengganti atlet tidak bisa. Jadi pada lari 200 meter, kita tidak menurunkan atletnya," katanya.

Ketika ditanya tentang pesaing berat Suryo Agung Wibowo pada lari 100 meter, dia mengatakan, cukup banyak seperti Angel Imbir (DKI Jakarta) yang catatan waktu terbaiknya 10,24 detik, Franklin Ramses Burumi (Papua) 10,33 detik).

Kemudian Fadlin (NTB) 10,42 detik, dan Arif Ibrahim (Jatim) 10,50 detik, sedangkan catatan waktu terbaik Suryo Agung yang tercatat dalam hasil temu teknik adalah 10,66 detik yang dicapai pada kejuaraan atletik Jatim Open, Maret 2012.

Sementara itu Manajer Tim Atletik Jateng, Joko PA mengatakan, absennya kedua atlet di nomor mereka tidak akan mempengaruhi target Jateng di PON ini.

"Kita tetap menargetkan delapan medali emas, sedangkan dua nomor yang hilang kita carikan pengganti dari atlet lain," kata Joko yang juga Sekum Pengprov PASI Jateng.

Pada PON ini, Trianingsih akhirnya turun pada dua nomor yaitu lari 5.000 dan 10 ribu meter, sedangkan Suryo Agung hanya satu nomor yaitu lari 100 meter.

"Kita berharap dua medali emas yang hilang ini bisa diganti atlet yang lain terutama dari nomor tolak peluru putra dan putri atas nama Dwi Ratnawati dan Kresna Wahyu," katanya.