Romo Magnis Sepakat Penyederhanaan Kurikulum SD
Sabtu, 13 Oktober 2012 20:42 WIB
ilustrasi. antarafoto.com
"Pendidikan SD seharusnya memang lebih bersifat dialogis. Anak-anak ini harus dirangsang rasa ingin tahunya, bertolak dari nilai-nilai kearifan yang sudah ada," katanya di Semarang, Sabtu.
Hal tersebut diungkapkannya di sela diskusi panel "Transformasi Kearifan Budaya Lokal Menghadapi Tantangan Global" yang diprakarsai Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bertempat di Universitas Diponegoro Semarang.
Rohaniwan yang juga guru besar filsafat itu mengakui kurikulum pendidikan dasar sekarang ini memang memuat begitu banyak pelajaran, sementara penanaman pendidikan karakter kepada siswa cenderung diabaikan.
"Kemendikbud kan rencananya mau mengurangi jumlah mata pelajaran untuk anak SD, saya setuju. Karena yang terpenting adalah merangsang kemampuan anak-anak ini untuk mau belajar sendiri," katanya.
Ia menekankan sistem pendidikan yang diterapkan untuk SD harus menginternalisasi nilai-nilai kearifan lokal yang ada sebagai "bekal" siswa, di samping tentunya aspek pengetahuan yang sifatnya akademis.
Menurut dia, anak-anak juga harus dirangsang bagaimana caranya menjadi gemar membaca, tentunya buku-buku yang sesuai dengan usia anak, sebab banyak sekali nilai-nilai yang bisa dipetik dari buku bacaan.
"Dulu, waktu saya kecil suka sekali membaca buku, terutama buku tentang petualangan. Ada ratusan buku yang saya baca, banyak yang bisa diambil, seperti semangat juang, keluhuran pekerti, dan etika," katanya.
Romo Magnis mengakui kalangan orang tua akan kewalahan dihadapkan pada kondisi sekarang saat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya bermain "game" setiap hari, tetapi bagaimanapun juga harus diselesaikan.
"Dulu, anak-anak seusia saya setiap hari bisa main sepak bola, sekarang ini kan tidak. Akan tetapi, bukan salah mereka (anak-anak), bukan pula salah sekolah. Sebab, jangan-jangan lahan sekolah terbatas," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengungkapkan Kemendikbud tengah menyusun penataan kurikulum dan menyederhanakan pelajaran SD. Yang sudah disepakati, SD kelas I--III hanya enam pelajaran.
Enam mata pelajaran tersebut, yakni Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), lanjut Musliar, nantinya tidak akan dimunculkan khusus sebagai mata pelajaran, tetapi tetap diajarkan secara integratif dengan mata pelajaran yang ada.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Berperan Majukan Dialog Antarumat Romo Magnis terima Penghargaan di Milan
25 November 2016 10:23 WIB, 2016
LGBT bagian dari Masyarakat yang Harus Dihormati, tidak Didiskriminasi, kata Romo Magnis
17 February 2016 14:23 WIB, 2016
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB