Aptisi: PTS Jangan Saling Serobot Mahasiswa Baru
Rabu, 7 November 2012 0:17 WIB
Ilustrasi (antarafoto.com)
"Saya imbau kepada seluruh kalangan PTS agar berkompetisi secara sehat. Jangan saling serobot mahasiswa baru," kata Ketua Aptisi Jateng Prof. Brodjo Soedjono di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai Musyawarah Komisariat Aptisi Wilayah VI Jateng yang berlangsung di Komisariat I Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang.
Menurut Brodjo, belakangan ini, persaingan secara kurang sehat antar-PTS dalam menjaring calon-calon mahasiswa kian terlihat, seperti pemasangan spanduk promosi di kampus PTS lain.
"Bahkan, ada calon mahasiswa yang sudah diterima di suatu PTS diiming-imingi oleh PTS lain untuk masuk. Kalau semacam ini kan tidak baik," kata mantan Rektor Universitas Surakarta itu.
Ia mengatakan bahwa kalangan PTS harus saling menjaga etika dalam mengembangkan kampusnya masing-masing sebab PTS pada dasarnya harus saling mendukung agar tetap eksis di dunia pendidikan.
Sekarang ini, kata dia, setidaknya ada 240 PTS yang tersebar di Jateng yang tentunya setiap PTS harus menghadapinya dengan berlomba-lomba meningkatkan kualitas agar terus berkembang.
"Terlebih lagi, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dosen yang harus diupayakan PTS untuk menghadapi iklim persaingan yang kian ketat di dunia pendidikan," kata Brodjo.
Sementara itu, Rektor IKIP PGRI Semarang Muhsi mengakui kian ketatnya persaingan antar-PTS sehingga terkadang dalam praktik di lapangan ada yang menunjukkan persaingan kurang mengedepankan etika.
Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat semacam itu, Muhdi yang terpilih sebagai Ketua Komisariat I Aptisi Jateng itu mengatakan bahwa Aptisi akan memperhatikan agar PTS bisa saling hidup berdampingan.
Masing-masing PTS, kata Sekretaris Umum PGRI Jateng itu, akan membuat kesepatakan dalam menyikapi persaingan tersebut sehingga tetap mengedepankan etika dalam menghadapi persaingan yang kian ketat.
Kian ketatnya persaingan antar-PTS, diakuinya muncul seiring dengan semakin turunnya minat orang untuk masuk ke PTS sehingga masing-masing PTS berlomba-lomba mendapatkan calon mahasiswa yang kian sedikit.
"Kami meminta PTS untuk mengikuti kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, terutama soal pemenuhan standardisasi SDM, sarana prasarana, hingga akreditasi untuk meningkatkan kualitas," katanya.
Hal tersebut diungkapkannya usai Musyawarah Komisariat Aptisi Wilayah VI Jateng yang berlangsung di Komisariat I Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang.
Menurut Brodjo, belakangan ini, persaingan secara kurang sehat antar-PTS dalam menjaring calon-calon mahasiswa kian terlihat, seperti pemasangan spanduk promosi di kampus PTS lain.
"Bahkan, ada calon mahasiswa yang sudah diterima di suatu PTS diiming-imingi oleh PTS lain untuk masuk. Kalau semacam ini kan tidak baik," kata mantan Rektor Universitas Surakarta itu.
Ia mengatakan bahwa kalangan PTS harus saling menjaga etika dalam mengembangkan kampusnya masing-masing sebab PTS pada dasarnya harus saling mendukung agar tetap eksis di dunia pendidikan.
Sekarang ini, kata dia, setidaknya ada 240 PTS yang tersebar di Jateng yang tentunya setiap PTS harus menghadapinya dengan berlomba-lomba meningkatkan kualitas agar terus berkembang.
"Terlebih lagi, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dosen yang harus diupayakan PTS untuk menghadapi iklim persaingan yang kian ketat di dunia pendidikan," kata Brodjo.
Sementara itu, Rektor IKIP PGRI Semarang Muhsi mengakui kian ketatnya persaingan antar-PTS sehingga terkadang dalam praktik di lapangan ada yang menunjukkan persaingan kurang mengedepankan etika.
Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat semacam itu, Muhdi yang terpilih sebagai Ketua Komisariat I Aptisi Jateng itu mengatakan bahwa Aptisi akan memperhatikan agar PTS bisa saling hidup berdampingan.
Masing-masing PTS, kata Sekretaris Umum PGRI Jateng itu, akan membuat kesepatakan dalam menyikapi persaingan tersebut sehingga tetap mengedepankan etika dalam menghadapi persaingan yang kian ketat.
Kian ketatnya persaingan antar-PTS, diakuinya muncul seiring dengan semakin turunnya minat orang untuk masuk ke PTS sehingga masing-masing PTS berlomba-lomba mendapatkan calon mahasiswa yang kian sedikit.
"Kami meminta PTS untuk mengikuti kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, terutama soal pemenuhan standardisasi SDM, sarana prasarana, hingga akreditasi untuk meningkatkan kualitas," katanya.
Pewarta : -
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Akademisi sebut atasi kekurangan dokter spesialis lewat fasilitasi PTS
09 February 2023 8:29 WIB, 2023
Webometric : Udinus Semarang pertahankan 10 terbaik PTS di Indonesia
07 February 2023 21:10 WIB, 2023
Mayoritas SMP di Kudus gelar penilaian tengah semester secara tatap muka
07 March 2022 14:16 WIB, 2022
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB