Informasi yang dihimpun di Polda Sulawesi Tengah, menyebutkan bentrok dipicu oleh pertikaian pemuda dari Dusun I dan Dusun II pada Kamis malam (29/11).

Pertikaian itu sebenarnya akan diselesaikan oleh tokoh masyarakat setempat. Namun saat acara perundingan berlangsung, keributan justru memuncak dan tokoh masyarakat tidak bisa menguasai keadaan.

Sejumlah warga yang membawa parang kemudian menyabetkan senjatanya ke arah kepala Warfan dan beberapa saat kemudian meninggal dunia.

Keributan itu juga menyebabkan dua warga lainnya terluka akibat terkena sabetan parang.

Sementara itu, jenazah Warfan akan dikuburkan usai sholat Jumat.

Saat ini lokasi bentrok sudah kondusif, namun puluhan aparat TNI dan Polri bersiaga guna mengantisipasi keributan susulan.

Bentrok di Kabupaten Sigi sendiri telah terjadi belasan kali dan menyebabkan sejumlah empat warga tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Sejumlah kegiatan pertemuan tokoh masyarakat, adat, serta pemuda yang dimediasi kepolisian dan pemerintah juga sering dilakukan, namun bentrok masih saja kerap terjadi.

Bentrok di kabupaten pemekaran itu pada umumnya dipicu oleh pemuda mabuk dan kemudian meluas menjadi tawuran antarwarga.

Kabupaten Sigi hingg saat ini belum memiliki Kantor Polres sehingga untuk mengatasi gangguan keamanan masih didatangkan dari Polres Donggala yang jaraknya mencapai 50 kilometer.
(R026)