"Beberapa anggota sudah mulai menanam, kira-kira sekarang berumur satu bulan, dengan perkiraan panen dua bulan lagi," kata Ketua Kelompok Wanita Tani "Merapi Asri" Dusun Gowok Ringin, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Srini, di Magelang, Kamis.

Areal penanaman bit antara lain di Desa Sumber, Dusun Gowok Pos dan Gowok Ringin, Desa Sengi (Kabupaten Magelang), serta Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, dengan luas total sekitar lima ribu meter persegi.

Jumlah tanaman bit yang masih dalam masa pemeliharaan pertumbuhannya itu sekitar 15.000 pohon.

Rencananya, katanya, ekspor ke Singapura atas bit panenan kawasan itu melalui perusahaan ekspor produk hortikultura di Soropadan Agro Ekspo Kabupaten Temanggung, dengan nilai kontrak Rp4.000 per kilogram.

Ia mengatakan bit yang diekspor itu akan dipilih yang kualitas terbaik dengan berat antara 1,5-6 ons per buah.

Bit, katanya, bermanfaat antara lain untuk penambah darah, pengobatan pasien diabet, dan pewarna alami produk makanan.

Ia mengaku belum bisa memperkirakan total panenan bit mendatang.

"Kalau yang untuk ekspor malah yang ukuran kecil, untuk pasaran lokal yang lebih besar," katanya.

Ia mengaku beberapa waktu lalu mencoba menanam bit sebanyak 1.000 pohon dengan total panen mencapai sekitar 50 kilogram.

"Yang uji coba penanaman kemarin cukup banyak peminat lokal, untuk dipasok ke toko buah dan swalayan. Harganya antara Rp5.000-Rp7.500 per kilogram, tetapi harga di pasaran lokal bisa berubah-ubah setiap saat," katanya.

Ia mengaku telah menjajaki ekspor bit dengan perusahaan ekspor di Sorpadan Agro Ekspo Temanggung dengan nilai kontrak Rp4.000 per kilogram.

"Kalau untuk ekspor harganya tidak berubah-ubah, jadi kami mendapat jaminan sesuai dengan nilai kontrak," katanya.

Sejak Februari 2012 hingga saat ini, kelompok wanita tani itu juga membudidayakan buncis prancis yang juga untuk ekspor antara lain ke Singapura dan Malaysia.