Sekretaris Gapoktan Ngudi Luhur Desa Kaliurang, Agus Suryono, di Magelang, Kamis, mengatakan bahwa ekspor salak pada tahun 2012 mulai meningkat jika dibandingkan dengan pengiriman barang dagangan itu ke luar negeri pada tahun 2011, yakni dari 80 ton menjadi 198 ton.

"Saat ini, belum semua lahan salak bisa menghasilkan buah karena sekitar 30 persen lahan belum pulih karena terkena alairan lahar dingin," katanya usai mendampingi Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, melakukan panen salak di Kaliurang.

Ia mengatakan, dari sekitar 110 hektare lahan salak di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, sekitar 50 persen rusak sedang akibat erupsi merapi, 30 persen rusak berat, dan 20 persen rusak ringan.

Agus menuturkan, untuk lahan yang rusak ringan, sebenarnya pada tahun 2011 tetap bisa berproduksi, sedangkan yang rusak sedang baru bisa berproduksi pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, kata dia, permintaan eksportir PT Agung Mustika Selaras mencapai 250 ton. Namun, hanya bisa terpenuhi 198 ton.

"Mudah-mudahan pada tahun 2013 kami bisa memenuhi semua permintaan eksportir. Kami targetkan bisa mencapai 300 ton," katanya.
Menurut dia, sejak ekspor perdana pada bulan Oktober 2009 hingga 2012, Gapoktan Ngudi Luhur telah mengekspor salak sebanyak 637 ton dengan omzet sekitar Rp4,7 miliar.

"Saat ini, untuk ekspor, kami mampu 2-4 ton, mudah-mudahan ke depan mampu 6 ton per hari atau tergantung permintaan eksportir," katanya.