Warga Sukoharjo Syukuran Sekolah RSBI Dibubarkan
Sabtu, 12 Januari 2013 17:22 WIB
ilustrasi
Puluhan warga tersebut terdiri atas pedagang pasar, sopir angkot, tukang becak dan sejumlah pelajar, menyatakan, wujud syukur dengan mengadakan tumpengan atas putusan MK yang membubarkan RSBI itu.
Selain itu, warga Sukoharjo tersebut juga menggelar sejumlah poster yang isinya antara lain, "Sekolah RSBI jurang pemisah siswa pandai dan bodoh", "RSBI kenyataanya hanya untuk orang kaya", dan RSBI membedakan kaya miskin".
Sebelum melakukan doa bersama, mereka melakukan kirab dengan membawa tumpeng keliling kawasan pasar darurat. Setelah itu, tumpeng dibagikan semua warga.
Bimo Kokor Widjanarko (46) koordinator warga Sukoharjo, mengatakan, warga mengadakan tumpengan wujud bersyukur dengan pembubaran RSBI. Karena, mereka menilai RSBI merupakan gudang diskriminasi bagi siswa keluarga miskin.
"Kami juga menilai sekolah RSBI, rawan tindak korupsi," kata Bimo Kokor.
Menurut dia, dengan dibubarkan RSBI tersebut, maka tidak ada lagi perbedaan antara siswa kaya dan miskin. Semua siswa memiliki hak yang sama yakni memperoleh pendidikan untuk meraih prestasi.
Meskipun, sekolah RSBI dibubarkan dan akan dikembalikan lagi ke reguler, tetapi semua siswa tetap mendapatkan kualitas pendidikan bermutu.
Ia menjelaskan, pada sekolah RSBI kuota siswa dari kalangan keluarga miskin sebesar 20 persen, tetapi kenyataannya justru jurang pemisah antara miskin dan kaya.
"Warga menyambut gembira dengan putusan MK itu, maka mereka melampiaskan dengan cara tumpengan bersama pedagang pasar, tukang becak, sopir angkot, dan lainnya yang peduli pendidikan," katanya.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2025