"Saat ini isu yang terkait lingkungan hidup adalah sampah sehingga masyarakat perlu mendapat pembelajaran agar bisa lebih meningkatkan kepedulian terhadap sampah," katanya pada pelatihan pembelajaran dan peningkatan kualitas kader lingkungan di Wonosobo, Kamis.

Ia mengatakan sampah bisa dikelola atau diolah sedemikian rupa sehingga memiliki nilai ekonomis. Untuk meningkatkan pengelolaan sampah perlu dibentuk kader lingkungan.

Hendra menuturkan, melalui pelatihan ini diharapkan bisa mengubah cara pandang masyarakat tentang sampah dan bisa memunculkan kader-kader lingkungan yang peduli lingkungan dan andal dalam mengelola sampah di masyarakat.

Ia berharap peserta pelatihan nantinya bisa memanfaatkan sampah sesuai klasifikasinya secara optimal. sampah organik bisa diolah menjadi kompos dan sampah nonorganik bisa diolah menjadi barang-barang kerajinan.

"Sedang tren di masyarakat, yakni pemilahan sampah menjadi sampah bernilai ekonomis melalui bank sampah," katanya.

Ia mengatakan, melalui pemilahan sampah yang benar, masyarakat bisa menghasilkan manfaat positif dari sampah. Menurut penelitian 50 persen lebih keberhasilan pengelolaan sampah terlihat dari kemampuan memilah sampah yang baik.

Menurut dia, sampah mempunyai nilai ekonomis jika bersih. Misalnya, tas plastik bekas jika kotor tidak bernilai, tetapi jika dibersihkan dengan air dan sabun akan mempunyai nilai ekonomis.

Sampah yang baik, katanya, sampah yang dipilah sesuai jenisnya sehingga bisa dijual dan menjadi pemasukan masyarakat melalui bank sampah.

Ia mengatakan, dengan bank sampah mengajak masyarakat berbuat bijak sehingga dampaknya bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.