"Tidak ada perubahan karakter Slamet. Letusannya berupa lontaran material panas, jika malam terlihat pijar, jatuh di tubuh Gunung Slamet," katanya saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat malam.      

   Surono mengatakan hal itu saat dikonfirmasi terkait dengan kemungkinan adanya perubahan karakter Gunung Slamet karena sejumlah fotografer berhasil mengabadikan lontaran material pijar yang mengarah ke selatan-tenggara (ke arah Banyumas dan Purbalingga, red.) pada Jumat dini hari.    

     Dalam hal ini, para fotografer memotret lontaran material pijar tersebut dari arah Baturraden, Kabupaten Banyumas, yang berada di sisi selatan Gunung Slamet.      

   Biasanya, lontaran material pijar tersebut terlihat ke arah barat-barat laut atau Kabupaten Brebes dan Tegal.        

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Mbah Rono itu mengatakan bahwa abu lembut yang dikeluarkan Gunung Slamet akan tersebar menurut arah mata angin.         "Abu dan material yang jatuh akan membuat kesuburan luar biasa.

Tiada Slamet, tidak ada keindahan Baturraden, tidak ada air panas Guci karena material letusan yang urai bersifat menyerap atau menyimpan air, kebun teh yang subur sehingga tidak ada istilah 'nasgitel' tanpa ada Gunung Slamet," katanya.