Rustri Akhirnya Merapat ke Prabowo-Hatta
Jumat, 4 Juli 2014 00:50 WIB
Kabar bergabungnya Rustri - demikian Rustriningsih biasa disapa - ke kubu Prabowo-Hatta sempat mengagetkan banyak kalangan. Betapa tidak, Rustri yang dulu vokal menentang rezim Orde Baru, kini memberi dukungan kepada Prabowo.
Pada tahun 1998, ia merupakan salah seorang tokoh gerakan Promeg yang memiliki dukungan kuat di Jawa Tengah, terutama di Jateng selatan. Oleh karena itu, perempuan kelahiran 3 Juli 1967 ini sukses memenangi dua kali pilkada Kebumen. Ia menjadi Bupati Kebumen periode 2000-2005 dan 2005-2010.
Namun sebelum ia menuntaskan masa jabatan kedua, ia diduetkan dengan Bibit Waluyo oleh PDI Perjuangan untuk bertarung dalam Pilgub Jateng 2008 dengan posisi wakil gubernur. Duet ini sukses memenangi pilgub.
Menilik perjuangan panjang Rustri, mulai pra-Reformasi kemudian sebagai Bupati Kebumen dua periode, Rustri dianggap sebagai kader PDI Perjuangan Jateng paling pantas untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jateng 2008. Apalagi ia juga dinilai sukses memimpin Kebumen.
Namun, belakangan lulusan sarjana ilmu politik dari Unsoed Purwokerto ini hanya ditugasi oleh PDI Perjuangan untuk posisi calon wagub, sedangkan posisi calon Gubernur Jateng diberikan kepada kepada Bibit Waluyo.
Duet Bibit-Rustri akhirnya memenangi pilgub. Jateng selama ini memang dikenal sebagai kandang banteng sehingga siapa pun calon yang didukung oleh PDI Perjuangan, punya kans besar memenangi pilgub.
Bulan madu Bibit-Rustri tidak berlangsung lama. Dalam berbagai kesempatan, Rustri sebagai Wakil Gubernur Jateng merasa diberi peran tidak memadai, kondisi yang berbeda ketika Mardiyanto menjadi Gubernur Jateng dan memberi tugas strategis kepada Wagub Ali Mufiz.
Rustri kala itu mungkin kecewa dan berusaha memendam rasa itu hingga datang Pemilihan Gubernur 2013. Ia dan pendukungnya memiliki harapan bakal disokong partai untuk maju sebagai calon Gubernur Jateng pada Pilgub 2013.
Namun, lagi-lagi partai tidak memilihnya. PDI Perjuangan memilih Ganjar Pranowo sebagai cagub. Seperti diduga, Ganjar yang berpasangan dengan Heru Sudjatmoko tanpa kesulitan memenangi pilkada Jateng ini.
Apakah kekecewaan demi kekecewaan itu mendorong Rustri mencari angin baru dalam jagad politik di Tanah Air? Secara lugas dia tak pernah menyampaikannya.
Namun, eksperimen politik Rustri bisa menjadi indikator. Srikandi Kebumen itu pernah merapat ke Nasional Demokrat (ormas), namun keluar setelah Nasdem menjadi partai politik.
Setelah melunaskan tugas sebagai Wagub Jateng, Rustri praktis tidak memiliki kesibukan politik yang berarti. Apalagi setelah suaminya, Sony Achmad Saleh Noorjatno, secara diam-diam dipecat oleh PDI Perjuangan karena mendukung Prabowo-Hatta.
Komunikasi
Komunikasi Rustri dengan PDI Perjuangan belakangan memang merenggang, bahkan ia juga tak tahu ketika suaminya dipecat oleh PDI Perjuangan. "Komuniasi (dengan PDIP) tidak ada lagi, tetapi untuk menentukan pilihan (mendukung Prabowo-Hatta) itu bagi diri saya menjadi perdebatan," katanya di Kebumen, Kamis (3/7).
Ditanya apakah tidak khawatir dipecat dari PDI Perjuangan dengan beri dukungan Prabowo-Hatta, dia mengatakan melihat apa yang dialami suaminya, Sony, dipecat diam-diam oleh PDI Perjuangan tanpa ada kesalahan, apalagi dirinya dengan kondisi demikian, justru sebetulnya bisa jadi pemecatan itu sudah dilakukan.
Berpisah dengan PDI Perjuangan bagi Rustri memang tidak mudah. Ia ikut membesarkan PDI Perjuangan. Begitu pula PDI Perjuangan ikut membesarkan dirinya sebagai seorang perempuan politikus berpengaruh.
Akan tetapi, politik memang sangat cepat berubah. Kalau sekarang ini Rustri mendukung Prabowo, yang menjadi bagian dari rezim Orde Baru yang dilawan Rustri pada tahun 1990-an, itu tidak bisa lagi dibaca dari perspektif "sekutu dan seteru". Rustri berubah. Prabowo juga berubah.
"Saya Rustriningsih bersama relawan Rustriningsih menyatakan mendukung, memilih, dan akan mencoblos pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014," katanya, Kamis, di hadapan ratusan sukarelawan Rustriningsih.
Ada hal-hal yang menjadikan Rustri mendukung duet Prabowo-Hatta, antara lain, terkait dengan komitmen untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Setelah melalui pencermatan panjang termasuk menyimak debat capres-cawapres, menurut dia, duet Prabowo-Hatta banyak mengupas komitmen penyelenggaraan pemerintahan yang bersih.
Analis politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono menilai dukungan Rustriningsih kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa merupakan langkah strategis. "Rustriningsih merupakan figur dan kader yang baik di PDI Perjuangan. Namun keadaan yang menekannya sehingga tidak bisa eksis," katanya.
Apa pun alasannya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak bisa menerima Rustriningsih mendukung capres selain Jokowi-Jusuf Kalla. Karena itu Mega mendesak Rustri hengkang dari partai ini.
"Di PDIP kader selalu tegak lurus dan solid sehingga kalau perintah ketua umum itu mendukung Jokowi maka kalau tidak (mau ikut mendukung) ya sudah, artinya jangan masuk di PDIP," katanya di Semarang, Kamis (3/7).
Tidak semua keputusan Rustriningsih diamini para pendukungnya. Sebagian pendukungnya akan mengikuti jejaknya, sedangkan yang lain, seperti Sahabat dan Bolo Rustri, memberi dukungan ke duet Jokowi-Jusuf Kalla.
Kubu Prabowo-Hatta pasti menyambut gembira keputusan Rustriningsih, tapi tidak demikian dengan PDI Perjuangan. Itulah politik.
Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024