Parni Hadi: Wartawan Jangan Hanya Pelapor Bencana
Jumat, 14 November 2014 14:17 WIB
Mantan Pemimpin Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara itu mengungkapan bahwa yang terjadi saat ini adalah banyak orang memerlukan informasi bencana, tapi yang terjadi justru bencana informasi.
"Bencana informasi itu disebabkan wartawan kurang menguasai materi pemberitaan, berita yang dihasilkan tidak akurat, tidak mendidik, serta tidak memberi harapan bagi masyarakat," ujar mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia itu.
Menurut pria asli Madiun yang lahir pada 13 Agustus 1948, para wartawan yang melakukan tugas peliputan terjadinya bencana juga harus siap menjadi sukarelawan sehingga penting untuk dilakukan berbagai pelatihan penguasaan materi kebencanaan.
"Selain itu, para wartawan juga tetap harus memahami 5W 1H saat menulis sebuah berita tentang terjadinya bencana," katanya.
Oleh karena itu, pendiri organisasi kemanusia Dompet Dhuafa ini berencana membuat suatu program bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang melibatkan pemilik media untuk mendukung pengurangan dampak bencana.
Parni menegaskan bahwa berita terjadinya bencana yang ditulis oleh seorang wartawan harus bisa mendidik (edukatif), menghibur (entertaining), mendampingi (advocating), mencerahkan (enlightining), dan memberdayakan (enpowering).
Hal tersebut disampaikan Parni Hadi saat menjadi salah seorang pembicara pada diskusi dengan tema "Peranan Media Menghadapi Bencana" yang diselenggarakan Forum Wartawan Peduli Bencana di Hotel Kesambi Hijau Semarang.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho yang juga menjadi pembicara pada diskusi tersebut mengaku akan mendukung Forum Wartawan Peduli Bencana di Jateng ini.
"Media penting dalam penanganan bencana karena dapat mempengaruhi keputusan politik, mengubah perilaku, dan menyelamatakan nyawa manusia," ujarnya.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024