Parni Hadi: Masyarakat Harus Melek Media
Senin, 30 September 2013 22:20 WIB
Hal itu diungkapkan mantan Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu menyampaikan kuliah umum "Membangun Generasi Ummah Melalui Jurnalisme Kenabian" di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Parni Hadi mengatakan media sebenarnya tidak bisa dikatakan bebas nilai, namun sangat sarat dengan nilai, mulai ideologi, politik, hingga budaya.
"Nilai itu tergantung apa? Satu, siapa yang punya (media, red.), kemudian reaksi publik. Masyarakat maunya apa? Ini juga berpengaruh. Ketiga, bergantung dengan aturan negara terhadap media," katanya.
Menurut dia, era keterbukaan informasi sekarang ini menjadikan media sangat banyak bermunculan. Ini baik. Namun, masyarakat harus 'melek'. Belum lagi munculnya jurnalisme masyarakat, jejaring sosial," katanya.
Bahkan, mantan Sekjen Organisasi Kantor-kantor Berita Asia Pasifik (OANA) itu mengatakan, informasi lewat jejaring sosial, seperti "facebook" dan "twitter" lebih kuat pengaruhnya ketimbang media-media profesional.
Karena itu, Parni yang kini menjadi Pemimpin Umum Majalah SwaraCinta (Voice of Love) itu mengingatkan masyarakat untuk melakukan literasi media dengan tidak menelan mentah-mentah informasi yang disampaikan.
"Terlebih dari media-media sosial karena praktik jurnalisme kini tak hanya dilakukan oleh wartawan profesional, namun oleh masyarakat sebagai 'citizen journalist' dengan memanfaatkan jejaring sosial," katanya.
Selain itu, kata dia, wartawan juga semakin menyadari pentingnya profesi yang mereka geluti, bahkan bisa dikatakan mengemban jurnalisme profetik (kenabian), bukan sekadar mencari penghasilan atau pujian.
Jurnalisme profetik, kata dia, harus berpedoman pada pengungkapan kebenaran, penegakan keadilan, terciptanya kesejahteraan, menciptakan perdamaian, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan universal.
"Dengan kesadaran itu, tercipta karya jurnalistik sejalan dengan tujuannya, yakni memberi informasi, mendidik dan mencerdaskan, menghibur, mengadvokasi, mencerahkan, dan memberdayakan," kata Parni.
Pewarta : -
Editor:
Zuhdiar Laeis
COPYRIGHT © ANTARA 2024