Pedagang Pasar Wonosobo "Berkabung"
Rabu, 24 Desember 2014 09:57 WIB
Pintu gerbang pasar yang terbuat dari besi yang biasanya terbuka lebar menyambut konsumen itu pun tertutup rapat pada Selasa (23/12) siang dan hanya terlihat beberapa orang penjaga yang mengamankan lokasi berada di dalamnya.
Jumlah keseluruhan pedagang Pasar Induk Wonosobo sebanyak 4.844 orang. Sebanyak 3.138 orang di antaranya menempati pasar di sebelah barat yang telah terbakar tersebut, terdiri atas 2.891 pedagang yang menempati los dan 247 pedagang menempati kios.
Surati seorang pedagang sepatu yang menempati sebuah kios di sisi timur pintu masuk pasar sebelah utara mengatakan pasar ini telah terbakar beberapa kali yang kebetulan selisihnya setiap 10 tahun sekali.
Pasar Induk Wonosobo pernah terbakar habis pada 30 September 1994 dan telah dibangun kembali menjadi pasar berlantai tiga yang cukup megah. Pasar itu diresmikan penggunaannya pada 24 Juli 1997 atau bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Wonosobo dan kembali terbakar pada 11 Maret 2004.
Kebakaran kecil juga pernah terjadi di kios bakso yang menyambar tujuh bangunan kios lain di sekitarnya pada 28 Februari 2014.
Surati bersyukur pada kebakaran kemarin kiosnya tidak ikut dilalap api karena yang terbakar hanya pasar sebelah barat. Namun, pada kebakaran sebelumnya tempat usahanya juga selalu menjadi korban.
"Kemarin kami juga sempat panik karena kios kami hanya berbatasan lorong dengan lokasi kebakaran. Kami sempat menyelamatkan barang dagangan," katanya.
Ia mengatakan kebakaran ini merupakan pukulan berat bagi pedagang, apalagi kalau pasar ini merupakan satu-satunya tempat untuk usaha.
Surati menuturkan untuk bisa kembali mencari nafkah setelah kebakaran biasanya pedagang harus mencari pinjaman di bank.
"Namun, setiap kali usaha sudah mapan dan membaik kemudian terjadi kebakaran maka kami harus kembali dari nol lagi," katanya.
Dia mengatakan meskipun tempat usahanya selamat dari amukan si jago merah, belum berani melakukan aktivitas.
"Kami pedagang di pasar induk ini sedang berkabung. Sebenarnya hari ini kami bisa berjualan, namun melihat kondisi tempat usaha teman-teman yang lain hangus maka kami ikut prihatin. Kami belum tahu, kapan akan mulai beraktivitas lagi," katanya.
Ia menuturkan pada kebakaran kali ini banyak pedagang yang tidak bisa menyelamatkan barang dagangannya, padahal di antara mereka sebelumnya baru saja mengisi kiosnya dengan dagangan baru.
Pada musibah tersebut tidak terdapat korban jiwa namun kerugian materi diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Amukan jago merah diketahui pada Senin dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB, diperkirakan api berasal dari arah lantai dasar di bagian barat laut.
Api dengan cepat merambat ke los lain di pasar berlantai tiga itu. Dalam waktu sekitar empat jam seluruh los di lantai I, II, dan III sebelah barat pasar induk habis dilalap api.
Meskipun api berkobar hebat, seluruh toko yang berada di lantai I yang menghadap ke arah Jalan A Yani, Jalan Pasar I, dan Jalan Pasar II selamat dari musibah tersebut.
Lantai I yang menjadi sumber api merupakan tempat usaha, antara lain penjualan pakaian, gerabah, buah, kelontong, roti, sandal/sepatu, dan elektronik. Sebagian besar barang dagangan sulit diselamatkan meskipun pemadaman dilakukan oleh tujuh mobil pemadam kebakaran dari Wonosobo, Banjarnegara, dan Temanggung.
Pasar Penampungan
Agar para pedagang korban kebakaran bisa kembali berjualan Pemkab Wonosobo segera membuat pasar penampungan sementara.
Bupati Wonosobo Kholiq Arif mengatakan pasar penampungan akan ditempatkan di Jalan Pasar I, Jalan Pasar II dan tempat parkir bawah sisi timur Pasar Induk.
"Para korban kebakaran dibuatkan lapak oleh pemerintah, tetapi khusus bagi pedagang yang punya abunemen dan aktif berjualan yang diprioritaskan," katanya.
Ia menginstruksikan kepada para pedagang untuk tidak berjual beli lapak dan yang membandel mengkafeling di sembarang jalan akan diproses di kepolisian.
Dikatakan, untuk mengetahui penyebab kebakaran agar tidak terjadi spekulasi atau buruk sangka diserahkan sepenuhnya ke kepolisian.
Kholiq menuturkan Pemkab Wonosobo membentuk tim terpadu yang dikoordinir Asisten I Sekda untuk melakukan pengamanan selama proses penempatan pasar penampungan. Pembangunan pasar induk akan dilakukan sembari menunggu kajian teknis di tahun 2015.
Guna mengungkap penyebab kebakaran Pasar Induk Wonosobo tim Pusat Laboratorium Forensik Polda Jawa Tengah pada Selasa (23/12) melakukan penyelidikan.
Tim Puslabfor sebanyak lima personel dipimpin AKBP Rini Pujiastuti mengambil beberapa sampel di titik sumber api di lantai dasar kompleks toko minyak goreng. Sejumlah sampel yang diambil tim Puslabfor, antara lain timbangan elektrik, kabel, dan bekas kompor.
Mereka juga mengecek instalasi listrik dan genset yang ada di pasar sayap timur.
Kapolres Wonosobo AKBP Agus Pujianto mengatakan hasil dari tim Puslabfor belum bisa disimpulkan karena ada beberapa petunjuk yang bisa mengarah titik terang.
"Belum bisa disimpulkan, tim Puslabfor sedang bekerja dan sementara masih dikembangkan," katanya.
Ia mengatakan dalam dua hari ini, akan ada tindak lanjut tahap kedua terhadap hasil uji lab dan pengembangan saksi.
"Ada lima saksi yang akan kami minta keterangannya kembali setelah tahap pertama kemarin," katanya.
Menurutnya penyelidikan atas musibah kebakaran pasar Wonosobo masih terus dilaksanakan oleh Satreskrim Polres Wonosobo.
Kapolres berharap agar masyarakat tetap tenang, bersabar, dan tidak berspekulasi atas sebab kebakaran. Apakah ada unsur kesengajaan terhadap kebakaran tersebut polisi berhati-hati untuk mendalaminya.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi terkait musibah kebakaran pasar Wonosobo agar menyampaikan ke petugas kepolisian untuk ditindaklanjuti," katanya.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Induk Wonosobo, Abud mengatakan pihaknya siap memberikan keterangan sejelas-jelasnya mengenai penyebab kebakaran yang terjadi di pasar Induk. Menurutnya banyak saksi yang bisa membantu penyidik untuk mencari penyebab kebakaran yang sebenarnya.
Ia mendapatkan masukan dari para pedagang mengenai adanya kemungkinan unsur kesengajaan sehingga hal itu menjadi masukan penyelidikan di lapangan.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025