Logo Header Antaranews Jateng

Pemkab Kudus: Tingkat inflasi di Kudus masih terjaga

Sabtu, 4 Januari 2025 06:16 WIB
Image Print
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kudus Djatmiko Muhardi bersama Fungsional Statistisi Madya BPS Kabupaten Kudus Kusuma Agung Handaka saat menghadiri siaran pers inflasi di Kantor BPS Kudus, Jumat (3/1/2025). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyatakan bahwa tingkat inflasi pada bulan Desember 2024 di daerah ini masih terjaga dengan tingkat inflasi sebesar 0,59 persen.

"Kami tetap terus melakukan pemantauan harga komoditas pokok masyarakat di pasaran guna memastikan ada tidaknya komoditas yang mengalami perubahan harga," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kudus Djatmiko Muhardi saat menghadiri siaran pers inflasi di Kantor BPS Kudus, Jumat.

Selain memantau ketersediaan bahan pokok, pemkab setempat juga memberikan kemudahan tempat berjualan maupun akses bagi pedagang komoditas pokok masyarakat dari luar daerah.

Djatmiko menjelaskan tujuan kegiatan tersebut agar stok kebutuhan pokok masyarakat tetap tersedia, mengingat mayoritas komoditas pokok masyarakat berasal dari luar daerah dan Kudus bukanlah daerah produsen.

Ia menyebutkan komoditas pokok masyarakat seperti bawang merah, bawang putih, cabai, telur, dan masih banyak lagi bukanlah dari Kudus, melainkan berasal dari luar daerah ini.

Menurut dia, Kudus hanya menghasilkan beras dan mengalami surplus. Untuk itu, perlu ada upaya agar komoditas pokok masyarakat di daerah ini tersedia cukup.

Sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat yang dijual di Kudus, kata dia, ada yang berasal dari Semarang, Grobogan, dan Kediri Jawa Timur.

Karena Kota Kudus bukanlah penghasil sejumlah komoditas pokok masyarakat, dia memandang perlu memberikan kemudahan akses dan tempat berjualan pedagang besar dari luar daerah agar tidak berjualan di daerah lain karena harganya bakal mahal sehingga bisa berpotensi inflasi.

Selama ini, kata dia, andil komoditas pokok masyarakat, mulai dari bawang merah, bawang putih, cabai, tomat, telur, kubis, hingga sayur-mayur terhadap tingkat inflasi di Kudus relatif cukup tinggi.

Sementara itu, Fungsional Statistisi Madya BPS Kabupaten Kudus Kusuma Agung Handaka menambahkan bahwa pada bulan Desember 2024 daerah ini mengalami inflasi sebesar 0,59 persen.

Penyumbang utama inflasi pada bulan Desember 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,59 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi, antara lain, telur ayam ras, cabai merah, mobil, beras, dan cabai rawit.

"Kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit disebabkan pasokan yang menipis dikarenakan musim hujan pada bulan Desember 2024," ujarnya.

Tingkat inflasi di Kabupaten pada bulan Desember 2024 lebih tinggi jika dibandingkan dengan Jateng yang mengalami inflasi sebesar 0,57 persen.

Inflasi di Jawa Tengah terjadi di sembilan wilayah cakupan indeks harga konsumen (IHK), yaitu Cilacap sebesar 0,52 persen, Purwokerto (0,59 persen), Kabupaten Wonosobo (0,72 persen), Wonogiri (0,75 persen), Rembang (0,56 persen), Kudus (0,59 persen), Kota Surakarta (0,53 persen), Kota Semarang (0,50 persen), dan Kota Tegal (0,48 persen).

Baca juga: BPS: Jateng pada Desember 2024 alami inflasi tahunan 1,67 persen



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025