Logo Header Antaranews Jateng

Balar Pastikan Temuan Ekskavasi Situs Liyangan 2014

Jumat, 22 Mei 2015 09:12 WIB
Image Print
Papan penanda Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro Kabupaten Temanggung. (Hari Atmoko/dokumen)

"Ekskavasi kali ini kami ingin memastikan apakah bangunan yang terdapat ukiran jaladwara itu sebuah petirtaan atau candi karena baru ditemukan bagian sudutnya," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan, Sugeng Riyanto, di Temanggung, Jumat.

Selain itu, katanya, ekskavasi juga ingin memastikan apakah bangunan tersebut berada di teras empat.

"Kalau memang berada di teras empat berarti situs ini terdiri atas empat halaman maka perlu dicari tangga dari halaman tiga ke halaman empat, karena dari temuan-temuan sebelumnya dari teras ke teras selalu ada tangga batunya," katanya.

Ia memastikan saat ini telah ditemukan tiga teras atau tiga halaman. Pada halaman pertama terdapat satu candi dan tiga batur, kemudian halaman kedua di bawahnya ada dua batur yang satu ditemukan sudah dalam kondisi rusak dan batur kedua di sekelilingnya ditemukan 12 lubang tiang.

"Kami pastikan dulu ada tiang dari kayu sehingga kami berasumsi batur yang ada di halaman dua itu semacam pendapa karena ada 12 tiang dari kayu dan mungkin atapnya ijuk," katanya.

Ia mengatakan di halaman ketiga data yang paling penting adalah temuan artefak atau perkakas keseharian terdiri atas guci-guci dari keramik, mangkok keramik, teko keramik, wadah dari gerabah termasuk alat-alat dari logam, seperti senjata dan alat pertanian.

"Benda-benda tersebut 90 persen ditemukan di halaman tiga sehingga di teras ketiga itu kami asumsikan selain untuk persiapan peribadatan juga untuk hunian karena selain artefak yang beragam juga ditemukan arang kayu yang diyakini bekas bangunan yang bahannya kayu, bambu, dan ijuk," katanya.

Ia menuturkan mungkin bangunan itu tiangnya kayu, dindingnya "gedek" (anyaman bambu), dan atapnya dari ijuk.

Di halaman tiga, katanya, juga ditemukan candi, namun ada perbedaan dengan candi di halaman pertama. Candi di halaman pertama tanpa bilik atau ruang, sedangkan candi di halaman tiga ada bilik dari batu menghadap ke tenggara namun kondisinya sudah runtuh.

"Candi di halaman tiga itu cukup unik selain punya bilik juga ada penampil yang menghubungkan antara bilik dengan tangga tetapi di situ tidak ada tangga batu sehingga kami asumsikan tangganya dari bahan organik entah kayu atau bambu," katanya.


Pewarta :
Editor: M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024