Jordania Pilih Diplomatik Guna Tangani Konflik di Tempat Suci
Kamis, 8 Oktober 2015 13:32 WIB
Jordania belum lama ini mengutuk agresi Israel di Jerusalem, setelah pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsha dan bentrok dengan orang yang beribadah di sana.
Jordania, yang menandatangani kesepakatan perdamaian dengan Israel pada 1994, mengawasi tempat suci agama Islam dan Kristen di Jerusalem.
Selama pertemuan tersebut, Raja Abdullah mengatakan Jordania akan terus memerangi kelompok teror yang berusaha mencemarkan citra Islam, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.
Raja Jordania itu mengatakan bangsa Arab dan umat Muslim mesti mensahkan satu strategis untuk memerangi terorisme dan membela Islam.
Raja Abdullah, yang menegaskan perang melawan teror adalah perang yang mesti dikobarkan oleh umat Muslim, mengatakan negara Arab dan Islam mesti memusatkan perhatian pada prinsip moderat Islam dan mencegah ceramah yang menyebarkan kebencian.
Jordania adalah satu dari selusin negara yang ikut dalam koalisi pimpinan AS untuk memerangi Negara Islam di Suriah dan Irak.
Israel menduduki Tepi Barat dan mencaplok Jerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah 1967, sedangkan rakyat Palestina ingin mendirikan negara mereka di wilayah yang diduduki Israel dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Ketegangan antara orang Yahudi dan Arab di daerah tersebut telah meningkat di tengah kebuntuan dalam perundingan antara Israel dan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina, setelah babak terakhir pembicaraan perdamaian berhenti secara mendadak pada April 2014.
Penyelesaian dua-negara, yang didukung banyak kalangan di dalam masyarakat internasional, merancang Israel yang aman hidup dalam kedamaian dan berdampingan dengan Negara Palestina Merdeka.
Namun telah terjadi lonjakan bentrokan antara pasukan keamanan Yahudi dan pemrotes Palestina berkaitan dengan tempat suci Al-Haram Asy-Syarif.
Palestina menuduh ekstremis Yahudi berusaha mengubah status quo mengenai wilayah itu.
Sekretaris Jenderal PBB telah mendesak "semua pemimpin agar mengutuk kekerasan dan hasutan, memelihara ketenangan dan melakukan apa saja yang dapat mereka lakukan guna menghindari peningkatan ketegangan lebih jauh lagi".
(C003)
Pewarta : Antaranews
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024