Berharap Pembangunan Poros Maritim Dimulai dari Cilacap
Jumat, 16 Oktober 2015 15:21 WIB
Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia, berbagai harapan agar pembangunan poros maritim dimulai dari Cilacap karena kabupaten itu dinilai memiliki berbagai potensi kemaritiman.
"Kami berharap pemerintah pusat menjadikan Cilacap sebagai prioritas untuk pengembangan sektor kemaritiman atau poros maritim dunia," kata Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pengelola Sumber Daya Kawasan Segara Anakan (DKPPSDKSA) Kabupaten Cilacap Supriyanto di Cilacap, Kamis (15/10).
Menurut dia, wilayah perairan Cilacap berada di batas negara karena menghadap ke Samudra Hindia.
Selain itu, kata dia, Cilacap hutan mangrove, pelabuhan alam, bandara, dan berbagai moda angkutan darat, baik kereta api maupun angkutan jalan raya.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Cilacap telah membahas harapan menjadi prioritas pengembangan poros maritim tersebut dengan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam hal ini, kata dia, pembahasan tersebut guna menginventarisasi infrastruktur yang diperlukan dalam pengembangan poros maritim dengan didukung pemerintah pusat dan lintas kementerian serta lintas kabupaten/kota karena penetapan Cilacap sebagai basis kegiatan kemaritiman tidak terlepas dari dukungan kabupaten/kota lainnya.
"Ini saya kira Cilacap sudah terintegrasi dan kemarin sudah saya bahas tetapi tetap pada sisi koridor kami," katanya.
Harapan agar pembangunan poros maritim dimulai dari Cilacap juga pernah disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah Lalu Muhammad Syafriadi saat menghadiri kegiatan dalam memperingati Hari Nusantara XV Tahun 2015 Tingkat Kabupaten Cilacap di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap, 22 September 2015.
"Saya sangat salut karena memang satu-satunya kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang paling luas wilayah lautnya adalah Cilacap. Maka sebenarnya poros maritim harus dimulai dari Cilacap baru pantura (pantai utara), itu kalau menurut saya," katanya.
Menurut dia, pemikiran itu muncul karena wilayah selatan Jawa Tengah harus dibangun.
Ia mengatakan jika wilayah selatan Jawa Tengah dibangun, pembangunan ekonomi di provinsi itu bisa seimbang.
"Menurut Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, red.), kalau pantura itu terlalu padat, Pulau Jawa bisa oleng. Oleh karena itu, pembangunan di wilayah selatan harus kita lakukan," katanya.
Sementara dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan (Asekbangkesra) Sekretaris Daerah Cilacap Dian Setiabudi saat peringatan Hari Nusantara XV Tahun 2015 itu, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan bahwa Pemkab Cilacap siap mendukung program pemerintah pusat yang sedang berupaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia serta pembangunan nasional di sektor kelautan.
"Oleh karena itu, pembangunan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan di sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Cilacap tidak hanya untuk memenuhi kepentingan sesaat namun juga mempertimbangkan keberlanjutan pemanfaatannya," katanya.
Menurut dia, salah satu misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yakni pembangunan perekonomian yang bertumpu pada potensi lokal dan regional melalui sinergi fungsi pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, perdagangan, serta industri dengan menekankan pada peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja dengan tetap mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan.
Dia mengatakan bahwa sebagai kabupaten terluas di Jawa Tengah, Cilacap memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer.
"Hal ini tentunya merupakan peluang yang sangat besar untuk kegiatan kelautan seperti jasa kelautan, pariwisata, pertambangan serta energi gelombang dan air laut," katanya.
Bahkan, kata dia, Kabupaten Cilacap juga memiliki sumber daya pesisir yang sangat unik khususnya hutan mangrove terluas dan terlengkap di Pulau Jawa, yakni kawasan laguna Segara Anakan.
Ia mengatakan bahwa luasnya wilayah laut dan pesisir dengan berbagai potensi yang ada di dalamnya tentu merupakan potensi pembangunan yang sangat besar.
"Apabila dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya akan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat," katanya.
Dukungan pengembangan poros maritim di Cilacap juga disampaikan oleh Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) O703/Cilacap Letnan Kolonel Infanteri Ferry Irawan usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-70 TNI yang digelar di perairan sekitar PPS Cilacap dengan menggunakan 70 perahu nelayan.
Menurut dia, peringatan HUT Ke-70 TNI tersebut disesuaikan dengan program pemerintah khususnya mengenai poros maritim.
"Kita juga melibatkan masyarakat nelayan di wilayah Cilacap ini memang memiliki geografi darat dan geografi air. Kita mau menaikkan masyarakat nelayan ini sehingga kita melakukan upacara di wilayah mereka dan ini mungkin baru pertama kali di Indonesia, kita upacara dipimpin oleh Pak Bupati sebagai Irupnya (Inspektur Upacara, red.) dan warganya adalah warga nelayan sebagai peserta upacara serta di atas air," katanya.
Selain untuk mendukung program pemerintah, kata dia, pihaknya juga ingin mengembangkan poros maritim di Cilacap karena kabupaten itu memiliki potensi-potensi kemaritiman.
Sementara itu, dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Purnama Sukardi menilai Cilacap layak untuk pengembangan poros maritim karena merupakan satu-satunya kabupaten yang memiliki pelabuhan barang di pesisir selatan Jawa.
"Pelabuhannya (Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, red.) sudah tidak perlu membuat 'jetty' maupun pemecah gelombang karena sudah terlindung oleh Pulau Nusakambangan," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis.
Selain itu, kata dia, laut di sekitar Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, tergolong dalam sehingga tidak perlu dilakukan pengerukan.
Kalaupun butuh pengerukan, lanjut dia, tidak sesering pelabuhan-pelabuhan di wilayah pantai utara Jawa seperti Tegal dan Semarang.
"Jadi kalau sering dikeruk tidak efisien. Kalau yang bagus ya seperti Cilacap itu, alami," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, sudah selayaknya pemerintah melengkapi sarana dan prasarana Pelabuhan Tanjung Intan karena posisinya sangat strategis, berada di antara Benua Australia dan Asia.
"Waktu saya masih SMA (Sekolah Menengah Atas), sekitar tahun 1970-an, aktivitas bongkar muat barang dilakukan di Cilacap, bukan Semarang. Namun selanjutnya diminta Semarang (Pelabuhan Tanjung Emas, red.)," katanya.
Bahkan saat itu, kata dia, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Intan sangat ramai.
Menurut dia, pesisir selatan Cilacap merupakan salah satu wilayah laut terdepan Indonesia karena berbatasan langsung dengan perairan internasional.
Saat ini, tinggal menunggu keputusan pemerintah untuk menentukan wilayah yang akan dijadikan sebagai tonggak pembangunan poros maritim.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025