Logo Header Antaranews Jateng

Rupiah Melemah Menjadi Rp13.705 per Dolar

Senin, 23 November 2015 11:54 WIB
Image Print
Ilustrasi - Lembaran uang Rupiah dan dolar Amerika Serikat (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
"Faktor teknikal menjadi salah satu faktor yang menekan nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS. Akhir pekan lalu (Jumat, 20/11) nilai tukar rupiah telah menguat cukup signifikan hingga 150 poin sehingga sebagian investor pasar uang cenderung menahan transaksinya terhadap mata uang domestik," kata Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan bahwa pelemahan rupiah pada awal pekan ini (Senin, 23/11) dinilai masih wajar karena mata uang di kawasan Asia juga sedang berada dalam area negatif.

Kendati demikian, menurut dia, potensi penguatan nilai tukar rupiah masih cukup terbuka karena faktor ketidakpastian dari bank sentral Amerika Serikat (the Fed) untuk menaikan suku bunga cenderung mulai jelas.

"Hilangnya ketidakpastian dari bank sentral Amerika Serikat mengenai rencana kenaikan suku bunga acuannya akan menopang aset mata uang berisiko karena sebagian investor sudah dapat melakukan kalkulasinya untuk mengambil langkah investasinya ke depannya," katanya.

Apalagi, lanjut dia, kenaikan suku bunga AS akan terbatas dan bertahap dalam beberapa bulan ke depan mengingat masih rapuhnya ekonomi global. Kekuatan ekonomi Amerika Serikat juga masih belum dapat dikatakan sudah kuat.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa pelaku pasar terlihat mulai tidak terlalu mengkhawatirkan imbas dari rencana bank sentral AS yang akan menaikan suku bunganya pada bulan Desember nanti.

"Sentimen positif dari dalam negeri mengenai paket kebijakan ekonomi yang akan kembali diluncurkan pemerintah diproyeksikan dapat mengimbangi sentimen eksternal," katanya.

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024