Pemakaman Sulistyo Tunggu Keputusan Keluarga
Senin, 14 Maret 2016 22:00 WIB
Widadi yang mewakili keluarga mendiang Sulistyo memberikan keterangan saat berada di rumah duka di Jalan Karangingas Raya, Nomor 8, Tlogosari Kulon, Semarang, bersama sejumlah kerabat dan kolega.
Istri dan anak mendiang Sulistyo, kata dia, saat ini sedang menyusul ke Jakarta untuk menjemput jenazah sehingga belum bisa dikonfirmasi mengenai kepastian lokasi pemakaman mendiang Sulistyo..
"Yang jelas, jenazah Pak Lis (Sulistyo, red.) malam (14/3) ini, akan disemayamkan di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI, Jakarta, kemudian tengah malam dibawa ke Kantor PB PGRI," katanya.
Setelah itu, Widadi mengatakan jenazah akan dibawa menuju bandara Jakarta, Selasa (15/3) sekitar pukul 05.00 WIB, untuk menunggu jadwal penerbangan ke Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang.
Ia menyebutkan jenazah akan diterbangkan dengan pesawat Garuda dengan jadwal penerbangan pukul 09.30 WIB dan jika kedatangannya sesuai jadwal akan tiba di Semarang sekitar pukul 10.30 WIB.
"Dari Bandara Ahmad Yani, jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka. Sebelum dimakamkan akan dibawa dulu ke Universitas PGRI Semarang (Upgris) untuk dilaksanakan upacara pelepasan," katanya.
Upgris, kata dia, merupakan lembaga yang dibesarkan oleh mendiang Sulistyo yang juga pernah menjabat sebagai rektor, selain PGRI, sebagai organisasi profesi guru yang dipimpinnya hingga akhir hayat.
"Mengenai wacana dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP), memang ada. Namun, kami akan mengomunikasikannya terlebih dulu dengan Bu Lis (Istri Sulistyo, red.)," kata Widadi.
Ketua Umum PB PGRI Sulistyo meninggal dalam peristiwa korsleting listrik di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo, Jakarta, Senin, sekitar pukul 13.10 WIB.
Sulistyo yang juga mantan Rektor IKIP PGRI Semarang (sekarang Upgris) berada di RSAL Mintoharjo, Jakarta, untuk terapi oksigen murni (hiperbarik) yang ternyata baru kali pertama dijalaninya.
Sulistyo lahir di Banjarnegara, Jateng, 12 Februari 1962, tutup usia pada umur 54 tahun, meninggalkan seorang istri, yakni Halimah, dan dua orang anak.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024