Logo Header Antaranews Jateng

OMK Berefleksi Etos Pertanian Organik

Sabtu, 28 Mei 2016 14:58 WIB
Image Print
Sejumlah anak mempraktikkan pembuatan pupuk cair organik dalam pelajaran "Sekolah Sawah" di kawasan Gunung Merapi Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jumat (16/10). (Hari Atmoko/dokumen)
Magelang, Antara Jateng - Peguyuban Orang Muda Katolik (OMK) Kedu dalam Kongres Ekaristi Keuskupan Agung Semarang (KAS) merefleksikan etos pertanian organik dan usaha ekonomi kreatif untuk membangun semangat terlibat kehidupan bersama masyarakat, kata Sekretaris Komisi Kepemudaan KAS Elisabet Prita Riyandita Swari.

"Melalui 'outing', mereka mengalami perjumpaan, menggunakan seluruh inderanya dan secara ragawinya, perasaan, serta cara pandangnya, mereka merefleksikan tentang apa saja menyangkut pertanian organik dan pembuatan kerajinan itu," katanya di sela kegiatan tersebut di Magelang, Sabtu.

Sebanyak 60 pemuda itu bagian dari ratusan peserta Kongres Ekaristi KAS (KEK) III Tingkat Kevikepan Kedu selama 27-29 Mei 2016 di beberapa gereja dan lingkungan umat Katolik di wilayah Kecamatan Mungkid dan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Selain mengikuti kegiatan, seperti dinamika kelompok dan "sharring" kelompok, para pemuda dari sejumlah peguyuban OMK di Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, dan Kota Magelang tersebut, juga menjalani pelatihan antara lain pembuatan pupuk cair, pakan ternak, pupuk kompos, kerajinan anyaman bambu, dan batik.

"Temanya tentang 'Analisa Sosial', bukan semata-mata agar terampil menjadi petani organik atau menjadi perajin, akan tetapi supaya belajar lebih dalam lagi tentang etos kerja, semangat membangun, menggali tentang naik turunnya usaha dan selanjutnya menjadi refleksi kehidupan," ujarnya dalam kegiatan di Gereja Wonokerso, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang itu.

Ia menjelaskan bahwa melalui kegiatan itu, mereka yang kalangan pemuda seusia pendidikan SMA dan perguruan tinggi tersebut, mengembangkan potensi diri dan memupuk tanggung jawab agar terlihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggalnya.

Ihwal utama yang hendak disentuh melalui kegiatan tersebut, katanya, mengembangkan sikap peduli kepada sesamanya yang lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.

"Aksi nyata yang selanjutnya bisa mereka lakukan di masing-masing paroki atau lingkungan tempat tinggal, antara lain semakin peduli terhadap sampah, membersihkan got dari sampah, membersihkan kamar mandi, mengumpulkan barang bekas untuk dijual dengan hasil penjualan untuk membantu anak-anak putus sekolah dan lansia," katanya.

Sebelumnya, para peserta juga mendapatkan pembekalan refleksi dari dua narasumber, yakni Ketua Komisi Kepemudaan KAS Romo Heribertus Budi Purwanto dan Kepala Gereja Paroki Kemetiran Yogyakarta Romo Yohanes Dwi Harsanto.

Kelompok peserta lainnya dalam KEK III Tingkat Kevikepan Kedu, mengikuti rangkaian kegiatan yang dipusatkan di Gereja Stasi Mungkid Kecamatan Mungkid, Gereja Banyu Temumpang Kecamatan Sawangan, dan tempat ziarah Gua Maria Gantang Kecamatan Sawangan.


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024