Logo Header Antaranews Jateng

Teknologi Antisadap Diminati Sejumlah Negara Amerika Latin

Senin, 20 Juni 2016 09:51 WIB
Image Print
Jajaran Direksi PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) dari kiri ke kanan, Sujoko (Research & Production Director), Agung Setia Bakti (President Director), Dahniar Wisnu Paramitha (Technology Director). (Dok. PT ICK)

Semarang, Antara Jateng - Sejumlah negara di Amerika Latin dan Asia meminati teknologi antisadap buatan PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK), perusahaan Indonesia yang memproduksi 11 jenis alat tersebut.

"Ada beberapa mitra swasta dari luar yang tertarik menjalin kerja sama dalam pengembangan pasar teknologi antisadap, di antaranya dari negara Amerika Latin dan negara di kawasan Asia sendiri," kata Direktur Utama PT ICK Agung Setia Bakti kepada Antara di Semarang, Senin pagi.

Mitra dari sejumlah negara di timur Eropa dan utara Asia, kata Agung, ada yang menyampaikan ketertarikannya memasarkan produk ICK saat pameran teknologi informasi dan bisnis digital CommunicAsia 2016 di Marina Bay Sands, Singapura, 31 Mei hingga 3 Juni 2016.

Bahkan, lanjut dia, mitra dari salah satu grup perusahaan di Asia langsung berkunjung ke manufaktur ICK di Kawasan Industri Bumi Serpong Damai (BSD) Tekno untuk melihat fasilitas produksi dan keunggulan alat antisadap ICK.

Sebelum pameran di Singapura yang diikuti sebanyak 1.840 perusahaan dari seluruh dunia, termasuk delapan perusahaan asal Indonesia, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa mitra dari Amerika Latin.

Karena ketertarikannya memasarkan alat antisadap buatan Indonesia, mitra dari sejumlah negara di Amerika Latin mendatangi ICK guna melihat fasilitas manufaktur dan teknologi perusahaan tersebut.

"Sebelumnya, mereka mendapat referensi bahwa ICK dari Indonesia merupakan perusahaan pengembang teknologi antisadap yang muncul dari kawasan Asia," kata Agung.

Menyinggung soal pameran di Singapura, dia mengatakan bahwa PT ICK adalah satu dari delapan perusahaan dan komunitas teknologi informasi Indonesia yang ikut menyemarakkan pameran tersebut.

Namun, Agung tidak mau menyebutkan negara mana saja yang telah menjalin kerja sama dalam pengembangan pasar produknya.

"Kami terikat pada perjanjian hitam di atas putih atau nondisclosure agreement (NDA) sehingga tidak bisa menyebut nama negara mana saja, apalagi nama mitranya," kata alumnus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.

Ia hanya mengatakan bahwa kerja sama pemasaran alat antisadap meliputi pengamanan komunikasi mobile phone (SMS, voice, dan chat antisadap), telepon PSTN, radio komunikasi (HT), VPN (virtual private network) guard, dan signal guard (pengacak sinyal atau jammer).

Paling banyak peminatnya, lanjut Agung, tenologi antisadap untuk pengamanan mobile phone (SMS, voice, dan chat antisadap). Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran publik akan pentingnya pengamanan informasi dan komunikasi.

Pewarta :
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024