Logo Header Antaranews Jateng

Pustakawan: Perpustakaan bisa gunakan teknologi AI untuk gaet Gen Z

Kamis, 12 Desember 2024 07:32 WIB
Image Print
Praktisi senior perpustakaan sekaligus Pustakawan UIN Salatiga Dr. Wiji Suwarno saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Perpustakaan bertajuk "Optimizing Excellent Library Services in Z Generation", di UMK, Rabu (11/12/2024). (ANTARA/HO-UMK.)

Kudus (ANTARA) - Praktisi senior perpustakaan sekaligus Pustakawan UIN Salatiga Dr. Wiji Suwarno mengungkapkan pentingnya pengembangan digitalisasi perpustakaan serta perlunya integrasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk personalisasi layanan guna menarik minat generasi Z (Gen Z) mengunjungi perpustakaan.

"Bahkan, era sekarang digital menjadi standar dalam setiap aktivitas dan konvensional sebagai pendukungnya, sehingga perlu pemanfaatan AI," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Perpustakaan bertajuk "Optimizing Excellent Library Services in Z Generation", di Ruang Seminar Lantai 4 Gedung Rektorat UMK, Rabu.

Upaya lainnya dalam menarik minat Gen Z, yakni dengan berkolaborasi dengan komunitas dan influencer Gen Z, serta peningkatan edukasi literasi digital.

Apalagi, kata dia, setiap tahunnya Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi mempunyai banyak alumni, sehingga terjadi pergeseran dari konvensional ke digital.

Pembicara lainnya yang dihadirkan, yakni motivator pendidikan, konten kreator, sekaligus dosen Unnes Dr. Hendi Pratama.

Menurut Hendi Pratama pelayanan yang optimal juga penting guna mendongkrak minat Gen Z dalam mengunjungi perpustakaan.

"Perpustakaan bukanlah tentang gedung, perpustakaan adalah lumbung pengetahuan yang lebih abadi dari umur manusia itu sendiri," ujarnya.

Seminar tersebut, dihadiri oleh lebih dari 100 peserta, terdiri dari pustakawan, mahasiswa, dosen, serta pemerhati dunia perpustakaan dari berbagai daerah.

Rektor UMK Darsono dalam sambutannya menyampaikan perpustakaan harus terus berinovasi untuk menjadi pusat belajar yang interaktif dan inklusif.

"Generasi Z adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi. Sehingga perpustakaan tidak hanya harus menyediakan koleksi buku fisik, tetapi juga layanan digital yang mendukung gaya belajar mereka," ujarnya.

Diadakannya seminar ini, kata dia, tentu menjadi ajang diskusi dan pertukaran gagasan dalam meningkatkan layanan perpustakaan yang relevan dengan kebutuhan generasi Z yang merupakan generasi yang lahir di antara tahun 1995 sampai 2010.

Baca juga: Perpusnas alokasikan Rp10,65 M bangun gedung perpustakaan Kudus



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024