Logo Header Antaranews Jateng

Relokasi Pasar Paingan Hadapi Penolakan

Senin, 27 Juni 2016 12:20 WIB
Image Print
Sekelompok pemerhati tradisi dan budaya melakukan aksi keprihatinan terkait rencana Pemkot Magelang merelokasi pedagang Pasar Paingan, sambil menunggu buka puasa di Alun-Alun Kota Magelang, Minggu (26/6) sore. (Hari Atmoko/dokumen).
Magelang, Antara Jateng - Rencana Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, merelokasi Pasar Minggu Paing (Paingan) yang akan dilakukan setelah Lebaran ke Lapangan Rindam IV/ Diponegoro terus mendapat penolakan.

Hal itu dilakukan oleh para budayawan dan simpatisan yang tergabung dalam Simpatisan Save Paingan di Alun-Alun Magelang, Minggu dengan tajuk berbagi cerita pengalaman masyarakat pemuda dan pemudi Paingan.

"Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami dan dari dulu memang ada pemuda dan pemudi Paingan. Jangan dikira kami cuma berkata bohong karena dulu ada pemuda Paingan yang tergabung dari Kota Magelang, Wonosobo, Temanggung, Salaman, dan sekitarnya," kata mantan Ketua Pemuda Pahingan pada 1983, Woto.

Salah satu simpatisan Paingan, Luky Henry, menuturkan dulu dia juga mengaji di Masjid Kauman. Setelah mengaji baru jalan-jalan menuju Pahlingan dan kemudian baru jalan ke Pasar Rejowinangun.

"Sebenarnya Paingan ini bukan salah satu alasan kenapa Pasar Rejowinangun sepi. Kami tetap akan memperjuangkan sampai relokasi tidak terjadi," katanya.

Simpatisan yang lain, Nobon Aditya Wibowo, mengatakan Paingan harus tetap dilestarikan, karena salah satu budaya bangsa.

Menurut dia, Paingan bukan hanya milik Kota Magelang, namun budaya Indonesia.

"Saya terkesan dengan teman-teman yang mau berjuang melestarikan ikonik Kota Magelang ini. Semoga Paingan tetap bisa dilestarikan," katanya.


Pewarta :
Editor: M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025