Akademisi: Perlu Standarisasi Materi Viktimologi di Indonesia
Jumat, 16 September 2016 20:43 WIB
"Kebetulan saya asesor yang telah bertugas di berbagai wilayah Indonesia. Saya belum melihat adanya standarisasi materi viktimologi atau ilmu yang mempelajari tentang korban tindak pidana," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat.
Hal itu disampaikan terkait "International Conference on Victimology and Victims Assistance in Indonesia" dan Pelatihan Viktimologi Indonesia di Gedung Justisia 2, Fakultas Hukum Unsoed.
Karena itu, kata dia, pihaknya menggelar Pelatihan Viktimologi Indonesia pada 18-20 September 2016 yang sebagian besar pesertanya merupakan dosen fakultas hukum dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut dia, kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bagi dosen tentang viktimologi beserta perkembangannya dan wadah silaturahim akademis para dosen.
Selain itu, kata dia, mendapatkan pemahaman dan informasi dari ahli viktimologi sesuai dengan pengetahuan serta pengalamannya dalam konteks pengembangan viktimologi dan implementasi peranan viktimologi dalam membela korban.
Ia mengharapkan pelatihan tersebut menjadi dasar materi pengajaran bagi para dosen viktimologi di Indonesia.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu viktimologi di Indonesia. 'Output' dari kegiatan ini akan membentuk asosiasi pengajar viktimologi Indonesia," kata dia yang juga ketua panitia kegiatan tersebut.
Selain pelatihan viktimologi, kata dia, pada 20-22 September juga diselenggarakan "International Conference on Victimology and Victims Assistance in Indonesia" di Gedung Justisia 3, Unsoed Purwokerto.
Angkasa mengatakan, salah tujuan konferensi adalah memperkaya gagasan terkait eksistensi peranan viktimologi dalam forum bertukar pikiran antarpemangku kepentingan dan hasilnya diharapkan akan menjadi masukan bagi pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan serta tindakan yang tepat dengan orientasi pada kepentingan korban.
"Konferensi viktimologi ini baru pertama kali digelar di Indonesia. Kegiatan pelatihan dan konferensi viktimologi ini menghadirkan empat pembicara internasional dan sejumlah pembicara nasional," katanya.
Menurut dia, empat pembicara internasional yang hadir terdiri atas President of The World Society of Victimology Prof Marc Groenhuijsen (dari Belanda), Sekretaris Jenderal The World Society of Victimology dan Commisioner of Victims' Rights of South Australia Michael J. O'Connell (Australia), Prof Gerd Kirchhoff (Jerman) dan Prof Jaco Barkhuizen (Afrika Selatan).
Sementara pembicara nasional di antaranya Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai, Dr Fachri Bey dan Prof Harkristuti Harkrisnowo.
"Dalam kegiatan tersebut juga akan dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara Unsoed dan perguruan tinggi di India dan Afrika Selatan," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024