Logo Header Antaranews Jateng

Mengenal Batik Khas Banyumas

Sabtu, 19 November 2016 20:58 WIB
Image Print
Dua orang perajin menyelesaikan proses membatik kain dengan corak khas Sokaraja di Desa Papringan, Banyumas, Jateng, Kamis (20/1). FOTO ANTARA/Idhad Zakaria/ed/nz/11.
Purwokerto, Antara Jateng - Pengamat budaya dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah Bambang Widodo menilai promosi terhadap batik khas Banyumas harus terus ditingkatkan.

Pasalnya, dia menilai belum semua masyarakat di Indonesia mengetahui bahwa Banyumas memiliki batik khas yang sangat menarik.

"Batik Banyumas belum seterkenal batik dari wilayah tetangga seperti batik Pekalongan, Solo dan lain sebagainya, padahal batik banyumas mempunyai kualitas yang mampu bersaing di pasaran," katanya.

Bambang menjelaskan, batik Banyumas memiliki motif yang sangat unik dengan warna-warni alam atau kecokelatan yang sangat khas.

"Motif Batik Banyumas memiliki warna khas yang biasanya kecokelatan atau natural," katanya.

Dia menjelaskan hal tersebut membuat produk batik Banyumas hanya tersegmen pada pasar khusus yang cenderung menengah ke atas dan kolektor batik klasik.

Karena itu, kata dia, batik Banyumas bisa dijadikan busana mewah bila dipadukan dengan sentuhan modern.

"Warna-warna natural yang klasik seperti itu, jika dirancang dengan potongan yang asimetris yang modern pasti bisa menghasilkan busana yang mewah dan berkelas, tergantung dari kreativitas perancangnya," katanya.

Dia mencontohkan batik Banyumas bisa dibuat gaun untuk pesta, busana muslim dan lain sebagainya.

"Kalau dirancang dengan baik, anggun dan dipadukan dengan sentuhan modern, maka akan menjadi pakaian mewah," katanya.

Dia menambahkan, motif dan warna yang unik yang dimiliki batik Banyumas, membuat produk tersebut cenderung hanya tersegmen pada pasar khusus yang cenderung menengah ke atas dan kolektor batik klasik.

Karena itu, kata dia, para perajin batik Banyumas perlu meningkatkan keterampilan membuat produk desain dan kualitas yang dapat menembus dan bersaing di pasaran.

"Dengan demikian, batik Banyumas mampu menembus pasar yang lebih tinggi dan luas," katanya.

Dia juga mendorong pemerintah kabupaten untuk mempromosikan batik khas Banyumas melalui cara yang unik.

Dia menjelaskan, cara unik dimaksud, contohnya adalah membatik secara massal tetapi si pembatik mengenakan busana kebaya dengan rambut disanggul.

"Para pembatik ramai-ramai memakai busana kebaya, pakai kain, rambutnya disanggul," katanya.

Setelah itu, kata dia, hasil membatik secara massal tersebut dapat dipamerkan di alun-alun agar dapat dilihat oleh warga.

"Hasil membatik secara massal agar dipamerkan di alun-alun," katanya.

Dia berharap cara-cara yang unik akan efektif dalam mempromosikan batik khas Banyumas hingga ke tingkat nasional maupun internasional.

Tiga Upaya
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Banyumas, Yoga Sugama mengusulkan tiga upaya yang bisa dilakukan pemerintah daerah untuk mempromosikan batik khas wilayah tersebut.

Upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah kabupaten untuk promosi batik Banyumas, antara lain, membuat pameran batik dengan skala yang besar.

Pameran tersebut, kata dia, dapat menggandeng Pemkab Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

Upaya yang kedua, lanjut dia, membuat etalase di bandara-bandara internasional dan juga stasiun-stasiun besar yang ada di Indonesia.

"Etalase tersebut bertujuan untuk memamerkan 'wajah batik' Banyumas," katanya.

Dia meyakini, banyak pihak yang akan tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai batik Banyumas jika dipajang di etalase.

Selain untuk memamerkan batik Banyumas, kata dia, etalase bisa juga memamerkan produk kuliner atau makanan khas Banyumas.

"Nanti bisa bersebelahan, sisi yang satu memamerkan batik, sisi lainnya memamerkan produk kuliner khas Banyumas," katanya.

Ketiga, tambah dia, pemerintah kabupaten bisa membuat situs web atau website khusus sebagai media dalam memamerkan batik Banyumas.

"Dalam website tersebut dapat dipamerkan produk batik Banyumas sekaligus filosofinya secara lengkap dan juga berisikan sejarah mengenai asal muasal batik Banyumas," katanya.

Di era digital seperti sekarang ini, kata dia, pembuatan situs web khusus mengenai batik Banyumas, akan berjalan efektif.

Dia juga menambahkan, mengembangkan batik Banyumas berarti mengembangkan ekonomi kreatif di daerah itu.

"Mengembangkan batik Banyumas berarti mendorong ekonomi kreatif dan memberi ruang lebih besar bagi para pelaku ekonomi kreatif," kata dia.

Untuk itu, pemerintah daerah, kata dia, juga harus berperan dengan memberikan pendampingan bagi para perajin batik.

"Beri pendampingan, perbanyak program pemberdayaan bagi perajin batik," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas terus melakukan sejumlah upaya guna mempromosikan batik Banyumas.

Salah satunya, menggelar acara membatik secara massal guna memperingati Hari Batik Nasional.

Sebanyak 30 siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Sokaraja dan 30 perajin di Kabupaten Banyumas, bersama-sama membatik secara massal.

Kegiatan membatik pada kain sepanjang 60 meter tersebut dilaksanakan di Pendopo Sipanji Purwokerto.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, pemerintah daerah ingin memperingati hari batik dengan kegiatan yang berbeda, tidak hanya sekedar seremonial.

"Kami berharap karya ini akan menjadi kebanggaan pada kegiatan-kegiatan selanjutnya," kata bupati.

Bupati menambahkan, peringatan yang dilakukan secara berbeda tentu akan menjadi momentum untuk meningkatkan karya batik.

Selain itu, dia menambahkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk menjadikan batik Banyumas lebih terkenal dan variatif.

"Kita berharap agar batik Banyumas lebih dicintai tidak hanya oleh masyarakat Banyumas, tetapi bisa go nasional bahkan internasional," katanya.


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025