Menguat 52 Poin, Rupiah Menjadi Rp13.358 per Dolar AS
Senin, 23 Januari 2017 10:24 WIB
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa setelah sempat menguat menjelang pelantikan Donald Trump pada pekan lalu, dolar AS kembali melemah terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk setelah pidato inagurasi dibacakan, sejalan dengan penurunan yield US Treasury.
"Dolar AS yang mulai melemah mendorong rupiah sehingga bergerak ke area positif," katanya.
Ia menambahkan bahwa walaupun Donald Trump menekankan pentingnya proteksi dagang untuk Amerika Serikat, minimnya elaborasi membuat kredibilitasnya lemah.
Seraya menanti perkembangan kebijakan Donald Trump, lanjut dia, fokus pasar mulai beralih ke pertemuan The Fed pada akhir Januari 2017 ini mengenai suku bunga acuannya.
Dari domestik, lanjut dia, fokus mulai beralih ke dinamika politik menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang dapat mengganggu iklim investasi. Diharapkan situasinya kondusif sehingga tidak mengganggu pasar.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan bahwa pelaku pasar uang yang masih merespon positif data-data ekonomi domestik yang telah dirilis masih menjadi salah satu faktor yang menjaga mata uang rupiah.
"Inflasi yang terjaga, cadangan devisa meningkat, serta neraca perdagangan Indonesia yang surplus akan menjaga rupiah jangka menengah dan panjang," katanya.
Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024