KPK: Membangun Integritas Bangsa Tidak Gampang
Selasa, 7 Maret 2017 18:10 WIB
"Hal itu merupakan komitmen bersama, integritas tidak boleh berubah, harus secara detail, dan korupsi itu setan yang bisa datang dari mana saja," kata Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, di sela acara "Rembuk Integritas Pelaksanaan Koordinasi Supervisi" dengan tema "Budaya Malu Korupsi", di Balaikota Surakarta, Selasa.
Pada acara tersebut selain dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, juga semua kepala daerah, yakni bupati, wali kota, kajari, kapolres, ketua DPRD di wilayah Provinsi Jateng.
Saut Situmorang menyebut cukup banyak penyebab tindak pidana korupsi, antara lain faktor politik, ketidakmampuan, dan sistem.
KPK kemudian melakukan banyak kajian soal hal tersebut, sedangkan aspek pencegahan, antara lain melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah.
Ia menegaskan pentingnya membangun integritas bangsa. Cara itu sudah sering dilakukan karena korupsi datangnya tiba-tiba bisa dari mana saja.
"Kami sudah sering lakukan dan terus mengingatkan. Korupsi itu kompleks, mulai dari gubernur sampai tukang sekop di jalan itu pun perlu diarahkan, sehingga perlu ada Standar Operasi prosedur (SOP), tata kelola, dan KPK datang membantu," katanya.
Menurut dia, banyak orang mengatakan ingin mengubah menuju yang lebih baik, tetapi juga ada orang memengaruhi agar tidak ada yang berubah. Hal ini, menjadi kendala yang sering dihadapi mereka.
"KPK dengan pencegahan korupsi banyak berinteraksi. Mengapa orang melakukan korupsi banyak penyebabnya, tetapi jika memaksa pegawai negeri bekerja apa adanya, itu juga salah besar. Namun, kenapa Bangsa Indonesia mengejar anggaran APBN Rp2.000 triliun saja susah," katanya.
Ia mengatakan Indonesia menghadapi masalah manajemen dan efisiensi.
"Indonesia dari hasil melalui PAD dan pajak sekitar Rp1.700 triliun. Sementara orang tahu Indonesia ada banyak pelabuhan, pengusaha, industri. Kita masih tetap miskin, dan korupsi, tertinggal. Indonesia sebenarnya sejahtera, tetapi kenapa. Hal ini, semua masalah manajmen dan efisiensi," katanya.
Ia mengakui melakukan suatu perubahan bukan hal yang sederhana, membutuhkan waktu, dan harus dilakukan secara detail agar kontrol atau pengendalian menjadi lebih mudah.
Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa membangun negara yang bersih dari korupsi membutuhkan sosok kepemimpinan yang kuat.
"Faktor kepemimpinan sangat penting, dan Presidennya saat ini sangat berani bertindak. Kondisi ini tidak ada jaminan Presiden mendatang lebih baik dibanding sekarang. Saya bukan politisi, tetapi penilaian saya setelah 30 tahun bekerja di badan-badan negara. Kondisi ini harus kita dorong agar negara ini, menuju lebih baik," katanya.
Menyinggung soal Jateng, Saut mengatakan Jateng miliki warisan yang unik. Setiap daerah memiliki warisan dan ada banyak tulisan tentang korupsi muncul dari warisan-warisan.
"Warisan yang tidak baik harus kita buang, tetapi semua ini tidak bisa dihilangkan, jika kita tidak membuat sesuatu menjadi yang lebih detail seperti contohnya Negara Singapura warga membuang sampah sembarang akan dihukum," katanya.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025