Pembangunan Terowongan Kalirajut-Banyumas Mulai Awal April
Selasa, 28 Maret 2017 00:53 WIB
"Kebetulan, kami mengerjakan pembangunan terowongan Kalirajut, sedangkan terowongan Kebasen dikerjakan perusahaan lain. Rencananya, pengeboran di titik `inlet` (masuk) dari arah utara atau Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Banyumas, akan dilaksanakan pada minggu pertama bulan April," katanya di Banyumas, Senin malam.
Sementara pengeboran di titik "outlet" (keluar), kata dia, akan dimulai pada bulan Mei karena masih terkendala oleh pembebasan lahan di sisi selatan bukit yang masuk wilayah Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas.
Kendati demikian, dia mengatakan masalah pembebasan lahan milik masyarakat tersebut akan segera diselesaikan.
"Insya Allah, dalam minggu ini akan dilakukan pembayaran," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan jarak terowongan baru yang akan dibangun dengan terowongan yang ada saat ini lebih kurang 345 meter untuk posisi "inlet" dan lebih kurang 357 meter untuk posisi "outlet" sehingga sangat aman dan tidak mengganggu perjalanan kereta api.
Ia menargetkan pembangunan terowongan 555 meter dengan diameter 11 meter tersebut akan selesai dalam waktu 11 bulan.
"Pengeboran di setiap sisi (`inlet` maupun `outlet`, red.) dalam sehari hanya 1 meter karena kondisi batuannya berupa batuan lapuk sehingga tidak boleh mengebor terlalu panjang karena takut runtuh. Jadi, mengebor 1 meter lalu lalu diproteksi, mengebor lagi satu meter lalu diproteksi, dan seterusnya," jelas Apri.
Ia mengatakan pemasangan proteksi itu dilakukan karena jika batuan tersebut terbuka lebih dari empat jam akan runtuh.
Oleh karena itu, pembuatan terowongan yang semula akan menggunakan bahan peledak akhirnya diputuskan memakai alat "twin header" karena dikhawatirkan runtuh jika diledakkan.
Menurut dia, perputaran waktu untuk setiap pekerjaan pengeboran dan pemasangan proteksi selama 24 jam.
"Lubang galian atau pengeboran itu nantinya berbeda-beda karena tergantung pada karakteristik batuan. Semakin jelek karakteristik batuannya, maka lubang galiannya semakin lebar karena nantinya betonnya akan lebih tebal," katanya.
Ia mengatakan ketebalan beton berkisar 30 centimeter hingga 100 centimeter meskipun diameter lubang terowongan secara keseluruhan mencapai 11 meter.
Dia memperkirakan tidak ada kendala selama pengeboran karena survei kondisi tanah sudah dilakukan hingga tiga kali dengan melibatkan beberapa pihak.
"Hanya saja kondisi cuaca yang sering hujan sehingga ketika membuang material hasil pengeboran kemungkinan becek dan sebagainya. Namun kami sudah menyiapkan petugas kebersihan supaya lingkungannya tidak tercemar," katanya.
Seperti diwartakan, dalam proyek pembangunan jalur rel ganda Purwokerto-Kroya akan dibangun dua terowongan baru untuk menggantikan dua terowongan yang ada saat ini, yakni terowongan Kalirajut dan Kebasen.
Kedua terowongan tersebut akan digunakan untuk dua jalur rel sekaligus.
Terowongan baru di Kalirajut akan dibangun di sisi selatan terowongan yang ada saat ini.
Panjang terowongan baru tersebut akan mencapai 555 meter sedangkan terowongan yang ada saat ini hanya sepanjang 260 meter.
Sementara di Kebasen, rencananya akan dibuat dua terowongan baru yang letaknya berdekatan masing-masing sepanjang 109 meter dan 183 meter yang di sisi utara terowongan saat ini.
Kedua terowongan itu akan menggantikan terowongan sepanjang 79 meter yang sampai sekarang masih digunakan.
Dalam pembangunan jalur rel ganda tersebut, ada beberapa petak jalur lama yang nantinya tidak akan digunakan untuk mengurangi jumlah lengkung atau jalur yang menikung.
Dalam hal ini, jalur ganda dibuat lurus dengan cara memangkas bukit dan membuat terowongan baru sehingga jarak Purwokerto-Kroya menjadi lebih pendek dan waktu tempuhnya lebih cepat.
Sebelumnya, jarak Purwokerto-Kroya yang mencapai 36 kilometer, namun dengan adanya pemangkasan bukit dan pembuatan terowongan baru berkurang menjadi 27 kilometer.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024