Anak Muda Surabaya Mampu Buat Aplikasi Medsos Matakota
Senin, 3 April 2017 12:40 WIB
Pendiri
Matakota, Tony Susanto, dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di
Jakarta pada Senin menyatakan aplikasi yang digarap sejak November 2016
ini memiliki lima fitur pelaporan: yaitu lalu lintas, bencana, kriminal,
kebakaran dan sosial.
Aplikasi ini juga menyediakan panic button untuk mendapatkan respons cepat dari instansi terkait apabila terjadi keadaan darurat.
Matakota
akan bekerja sama dengan beberapa instansi seperti pemerintah kota,
kepolisian, rumah sakit, pemadam kebakaran dan SAR agar dapat
menindaklanjuti laporan keadaan darurat.
Untuk menghindari laporan palsu, panic button
hanya bisa digunakan oleh pengguna yang sudah terverifikasi berdasarkan
Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Akun
yang belum terverifikasi hanya bisa menggunakan fitur pelaporan serta
beberapa informasi penting lainnya yang ada di aplikasi.
Selain
fitur pelaporan peristiwa, aplikasi tersebut juga menyediakan pelacak
barang hilang berdasarkan informasi masyarakat, dengan memanfaatkan
Bluetooth dan GPS.
Aplikasi yang dikembangkan oleh Natek Studio ini untuk membantu pemerintah Surabaya menciptakan smart city sekaligus menyaring informasi.
Masyarakat
akan berlomba-lomba untuk menyebarkan sebuah informasi. tapi, informasi
tersebut hanya tersebar, tidak jarang tanpa filter. Matakota ada fitur fake report yang berfungsi menyaring informasi tersebar bukan hoax dan mengintegrasikannya agar ada tindakan nyata, kata Tony.
Pemasaran
Digital Natek Studio, Afietadi Kurniawan, mengatakan aplikasi ini juga
dapat digunakan pemerintah untuk menyampaikan informasi kepada publik.
Pemerintah bisa menghemat biaya untuk sosialisasi atau menyampaikan informasi ke publik, dengan mengetik pengumuman pada fitur Event. Seluruh user akan mengetahui pengumuman saat itu juga, kata Afietadi.
(Baca juga: Qlue tetap jadi solusi masyarakat Jakarta siapa pun pemimpinnya)
Pewarta : Natisha Andarningtyas
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025