Logo Header Antaranews Jateng

DPRD Semarang Desak Penerapan "e-Parking"

Selasa, 4 April 2017 21:03 WIB
Image Print
Ilustrasi - Pintu masuk tempat parkir kendaraan. (Foto ANTARA)
Makanya, kami minta `e-parking` segera dilaksanakan. Pasang alat `parking meter`. Semakin besar pendapatan asli daerah maka program-program pembangunan yang direncanakan semakin lancar
Semarang, ANTARA JATENG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mendesak pemerintah setempat segera menerapkan pembayaran retribusi parkir tepi jalan secara elektronik dengan "parking meter".

"Sistem `e-parking` ini memiliki kelebihan karena langsung terhubung dengan sistem di Badan Pendapatan Daerah," kata Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Agus Riyanto Slamet di Semarang, Jawa Tengah, Selasa.

Menurut dia, target retribusi parkir selama ini yang hanya Rp3,7 miliar tidak pernah tercapai, padahal target itu relatif kecil dibandingkan dengan yang diterapkan di kota-kota besar lainnya.

Diakui politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, sektor parkir memang rawan kebocoran, apalagi melihat target pendapatan dari retribusi parkir, khususnya tepi jalan yang tidak pernah tercapai.

Namun, kata dia, dengan pemasangan alat "parking meter" bisa mencegah kebocoran karena setoran dari masyarakat pengguna parkir langsung masuk ke kas daerah yang menjadi pendapatan asli daerah.

"Makanya, kami minta `e-parking` segera dilaksanakan. Pasang alat `parking meter`. Semakin besar pendapatan asli daerah maka program-program pembangunan yang direncanakan semakin lancar," katanya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui sektor parkir selama ini bukan hanya mengalami kebocoran, melainkan sudah jebol.

Rencananya, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perhubungan segera memasang alat "parking meter" di sejumlah ruas jalan sebagai percontohan yang akan diikuti di ruas-ruas jalan lainnya.

Dengan dipasangnya alat `parking meter`, kata Ita, sapaan akrab Hevearita, pendapatan dari sektor parkir yang selama ini susah dikontrol dan bocor bisa ditekan untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah.

"`Parking meter` ini akan kami coba di kawasan tengah kota jadi tidak akan ada kebocoran. Kami akan bekerja sama dengan pihak ketiga karena biaya penerapan sistem itu mahal," katanya.

Bahkan, kata dia, Pemkot Semarang tidak mungkin bisa menangani pengoperasian sistem "parking meter" itu sendiri karena memerlukan langkah penanganan dan monitoring secara khusus.

"Jadi, nanti sistemnya bisa bagi hasil. Ini masih kami rancang, ya, harapannya segera," katanya.

Selain itu, kata dia, penataan parkir juga akan dioptimalkan dengan penyediaan parkir "off street" dengan ketersediaan kantong-kantong parkir agar tidak meluber di tepi jalan.



Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024