Logo Header Antaranews Jateng

Komisaris Utama Semen Indonesia: Pabrik di Rembang Harus Terus Beroperasi

Kamis, 4 Mei 2017 19:36 WIB
Image Print
Rembang - Komisaris Utama PT Semen Indonesia Letjen TNI (Purn) Sutiyoso meninjau stan pameran produk SMK se-Kabupaten Rembang, di sela peresmian Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI), di Rembang, Kamis (4/5) (Foto: ANTARAJATENG.COM/Zuhdiar Laeis)
Rembang - Komisaris Utama PT Semen Indonesia Letjen TNI (Purn) Sutiyoso mengatakan pabrik Semen Indonesia di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, harus terus beroperasi.

"Saya sendiri sudah turun ke lapangan agar bisa memberikan saran yang tepat kepada direksi. Keadaan di lapangan itu seperti apa," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Rembang, Kamis.

Ia mengungkapkan hal itu usai peresmian Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) Rembang dan Pidie Aceh sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasi yang didirikan oleh PT Semen Indonesia.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu menemukan bahwa isu-isu yang dikembangkan pihak-pihak tertentu mengenai kondisi warga sekitar pabrik Semen Rembang jauh dari kenyataan.

"Saya bisa mengklaim bahwa 95 persen rakyat di sekitarnya, bahkan mungkin lebih, setuju dengan kehadiran pabrik semen. Sekali lagi, Semen Rembang bukan di Zona Kendeng, tetapi Zona Rembang," katanya.

Semua persyaratan pendirian pabrik Semen Rembang, lanjut purnawirawan jenderal berbintang tiga itu, juga sudah dipenuhi sehingga tidak ada alasan lagi pabrik semen tidak beroperasi.

Sebelum pabrik Semen Rembang beroperasi pun, kata dia, sudah banyak manfaat yang dirasakan warga sekitar, misalnya pipanisasi yang memudahkan masyarakat untuk mengakses air bersih.

"Dulu, orang jalan 3-5 kilometer mengambil air bersih, dipikul ke rumahnya. Sekarang sudah disalurkan lewat pipa ke kampung masing-masing, embung juga akan dibangun secara bertahap," katanya.

Demikian pula peluang kerja, kata Bang Yos, sapaan akrabnya, sebab saat ini ada ratusan anak-anak usia sekolah yang sudah didaftar untuk bisa bekerja di pabrik Semen Rembang.

"Dulu, anak-anak cewek di sini, ini kata ibu-ibu sendiri, usia 15 tahun sudah pada dikawinkan karena untuk apa nunggu lama-lama. Sekarang mereka tidak mau dikawinkan muda lagi," tuturnya.

Dengan kehadiran pabrik Semen Rembang, lanjut dia, anak-anak berkeinginan untuk meneruskan sekolah setinggi-tingginya, minimal sekolah menengah atas (SMA) agar bisa bekerja di pabrik semen.

"Saya pastikan pabrik Semen Rembang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Rembang. Kalau sampai diganggu kemudian batal beroperasi, banyak sekali kerugian kita. Bukan hanya perusahaan," katanya.

Sebab, kata dia, pemerintah tidak jadi mendapatkan dividen, pendapatan pemerintah daerah Rembang juga menjadi musnah, terlebih lagi dampaknya bagi masyarakat, khususnya warga Rembang.

"Banyak `opportunity` yang akan hilang jika pabrik Semen Rembang sampai batal beroperasi. Kami bisa memahami warga yang kontra, tetapi semua kan sudah kami jawab," kata Bang Yos.


Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024