Logo Header Antaranews Jateng

Wujudkan Kemandirian, PT WMP Bermitra dengan Petani Wonogiri

Rabu, 10 Mei 2017 17:27 WIB
Image Print
Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko tengah didampingi Pemilik PT Widodo Makmur Perkasa, Sunarna kiri sedang menijau peternakan sapi milik Badan Usaha Milik Petnik (BUMP) di Desa Kebonagung Kecamatan Sidoharjo Wonogiri, Rabu. (Foto: ANTARAJATENG.CO
Wonogiri, ANTARA JATENG - PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) perusahaan swasta peternakan sapi menjalin kemitraan dengan para petani di Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, untuk mewujudkan kemandirian menuju swasembada daging.

Terdapat 250 petani yang sudah tergabung BUMP di Wonogiri yang ikut kemitraan sistem itu tujuannya untuk kesejahteraan petani dan mendukung Pemerintah swasembada pangan khususnya daging sapi, kata Hari Prasojo dari PT WMP di Desa Kebonagung Wonogiri, Rabu.

Prasojo merupakan Direktur PT Pasir Tengah, anak perusahaan PT WMP yang hadir pada acara pengukuhan Kemitraan PT WMP dan BUMP dalam Mewujukan Kemandirian menuju Kedaulatan Pangan di Desa Kebonagung Wonogiri.

Pada acara tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, pemilik PT WMP Sunarna, dan Sekretaris Nasional BUMP Indonesia, Moh Winugroho, dan Kepala Wilayah VII PT Bank Sinarmas, Yosep Hari Pramono, dan Kepala Divisi Asuransi Keuangan PT Asuransi Jasa Indonesia Ario Radityo.

Hari Prasojo mengatakan para petani yang bergabung dalam BUMP Pengayom Tani Sejagad di Wonogiri tersebut telah melalui proses seleksi, antara lain kepemilikan lahan yang cukup luas untuk penyediaan pangan dan upaya memperkecil biaya operasional, juga kesanggupan untuk merawat dan mengikuti bimbingan teknis serta manajerial dari PT WMP.

"Gerakan kemitraan ini, telah dirintis dua tahun terakhir ini, dan berkembang jumlahnya mencapai 300 ekor sapi bunting dari PT WMP dari sebanyak 250 petani di Wonogiri. Sistim kerja sama ini, baru pertama kali di Indonesia," kata Hari Prasojo.

Hari Prasojo mengatakan pada perkembangannya kini dengan dilibatkan perbankan dan asuransi maka prospek program kemitraan ini semakin menjanjikan, lebih menjamin keberhasilan, keberlangsungan, dan pengembangan program.

Hari berharap model kemitraan tersebut dapat dikembangkan ke daerah-daerah lain, sehingga memiliki kontribusi yang lebih besar dalam pencapaian target swasembada daging sapi nasional.

Menurut dia, program kemitraan tersebut petani atau peternak dapat menjadi pelaku utama yang mandiri dalam pembangunan ketahanan pangan yang menjadi cita-cita bersama. Kemitraan ini juga membuktikan bahwa sektor swasta, petani, perbankan dan asuransi mampu membangun sinergi positif dan saling menguatkan.

Selain itu, lanjut dia, kepedulian dan komitmen pemerintah untuk mendukung program tersebut juga sangat diharapkan. Dari Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, kemudian akan dikembangkan ke daerah lain, yakni Kupang, Kalimantan Selatan, dan Bengkulu.

"Kami menyediakan sapi bunting usia lima hingga enam untuk petani, selama durasi waktu tujuha bulan sudah melahirkan hasilnya untuk petani. Mereka kemudian melakukan proses pembesaran dan penggemukan. Peternak dalam kemitraan itu, akan mendapatkan tiga kali hasil atau panen selama durasi 18 bulan," kata Hari.

Ia mengatakan pada tahap awal, kemitraan tersebut diwujudkan dalam proyek percontohan pengembangan program fattening sebagai langkah pemberdayaan dan pemandirian peternak.

Pada perkembangan selanjutanya, kemitraan diperluas dengan melibatkan lembaga keuangan, PT Bank Sinarmas, Tbk dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), untuk menjamin keberlangsungan program kemitraan dan mengembangkannya dalam skala yang lebih besar di masa depan.

"Pada aspek operasional ini, kedaulatan pangan hanya dapat tercipta melalui kemandirian petani yang merupakan elemen inti dari pembangunan pangan nasional. Salah satu komoditas pangan yakni daging sapi," kata Hari.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025