Kerajinan Aksesoris Kecantikan Asal Sukoharjo Banjir Pesanan
Senin, 22 Mei 2017 18:49 WIB
Seorang pengrajin Erlina Vahya Aggraini (27) warga RT 02 RW 05 Gebyok Ngemplak Sukoharjo, Senin, mengatakan, permintaan pelanggan aksesoris kecantikan seperti cincin, anting, gelang, kalong, bros, dan souvernir pernikahan menjelang puasa ini, sekitar 500 buah per bulan atau meningkat sekitar 66 persen.
"Saya pada bulan sebelum rata-rata mampu menjual hasil kerajinan ini, sekitar 300 buah per bulan. Namun, menjelang Lebaran seperti yang sudah diperkirakan dari tahun ke tahun selalu naik pesanan," kata Erlina yang mengaku lulusan D3 Jurusan HIperkes Universita Sebelas Maret (UNS) pada 2012.
Erlina mengaku menggeluti bisnis kerajinan aksesoris kecantikan dimulai sejak 2014 hingga sekarang. Erlana sebelum sempat bekerja disebuah berusahaan tekstil di Solo, tetapi dia kemudian menetapkan keluar dari pekerjaannya untuk beralih membuat kerajinan yang kini banyak diminati masyarakat.
"Saya tekuni ide kreatif membuat aksesori kecantikan itu, meski hanya dengan belajar sendiri, dan kemudian mengikuti pelatihan-pelatihan dengan pelaku bisnis lainnya," katanya.
Menurut Erlina produknya awalnya yang sedang ngetren batu akik dengan dihiasi bahan baku tembaga baik untuk cincin, liontin, aksesoris jilbab atau bros, dan aksesoris lainnya. Ternyata, produk itu, bisa laku dan diminati banyak pembeli.
Erlina mengaku produksinya dijual bervariasi tergantung jenis bahan baku dan tingkat kerumitan proses produksi, dimulai dengan harga Rp5.000 per buah hingga Rp1 juta per buah.
"Kami proses produksi butuh waktu sekitar dua hingga tiga hari untuk pembuatan aksesori yang rumit, sedangkan seperto bros atau cincin kemampuan rata-rata bisa 50 hingga 100 per hari," katanya.
Konsumen yang order produk buatannya, kata dia, bisa melalui internet atau datang langsung ke tempat produksi di Sukoharjo. Pelanggan datang dari Solo, Semarang, Jawa Timur, dan Kalimantan.
Menurut dia, bisnis yang digeluti tersebut hasilnya cukup lumayan jika sedang ramai pesanan seperti sekarang ini, atau mendekati puasa omzet bisa mencapai enam juta rupiah, sedangkan jika lagi sepi rata-rata penghasilan bisa mencapai Rp3 juta per bulan.
"Saya masih terus mengembangkan ide kreatif ini, dan melakukan inovatif agar produknya bisa diterima konsumen asal mancanegara," katanya.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024