Mahyudin: Kita butuh Pancasila untuk Menjawab Tantangan
Sabtu, 10 Juni 2017 18:29 WIB
Jakarta, ANTARA JATENG - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan,
sebelum MPR menyosialisasikan Empat Pilar seperti saat ini, dulu pada
masa Presiden Soeharto ada lembaga bernama Badan Pembinaan Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7).
"Dalam
perjalanan waktu, era reformasi, lembaga tersebut dibubarkan. Dalam
perjalanan waktu pula, bangsa Indonesia menyadari munculnya berbagai
tantangan bangsa. Rupanya kita butuh Pancasila," katanya di hadapan
santri Pesantren Khusus Yatim As Syafi'iyah, seperti dikutip dari siaran
pers MPR, Sabtu.
Mahyudin mengatakan
sosialisasi Empat Pilar MPR diberikan kepada berbagai kalangan
masyarakat. "Sebab peserta sosialisasi kali ini dari kalangan sekolah
dasar hingga anak SMA maka saya memberikan pemahaman yang mendasar,"
ujarnya.
Lebih lanjut Mahyudin mengatakan,
sebagai negara yang berlandaskan Pancasila maka bangsa ini adalah bangsa
yang mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa.
"Yang tidak bertuhan silahkan keluar," ujarnya.
Sebagai
bangsa yang bertuhan, bangsa ini memiliki beberapa agama besar, Islam,
Kristen, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu. Meski sebagai negara yang
beragama namun bangsa ini bukan bangsa agama, bukan bangsa dengan salah
satu agama tertentu.
"Meski demikian kita juga bukan negara sekuler," ucap Mahyudin.
Mahyudin mengakui meski mayoritas penduduk Indonesia beragama namun masih ada yang lemah dalam pemahaman.
"Ada
yang memahami agama secara keliru. Akibat yang demikian membuat
terjadinya radikalisme. Inilah yang bisa memecah persatuan," paparnya.
Ditegaskan
bahwa negara ini didirikan untuk semua bukan untuk satu kelompok atau
golongan. "Untuk itu sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan
persatuan," tegasnya.
Pewarta : Try Reza Essra
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024